Mendulang Rupiah Dari Limbah Arang Batok Kelapa
- 07 October 2022 18:14
- Heri S
- Umum,
- 4240
Tubankab - Tiga orang pemuda asal Kabupaten Tuban mampu menghasilkan omzet puluhan juta rupiah dalam sebulan dari pembuatan briket BBQ yang diolah dari bahan baku residu arang batok kelapa.
Adalah Latif Wahyudi (23), Dany Eko Wahyudi (23), dan M. Muzaidi (23). Sebelum menekuni usahanya, mereka pernah menjadi juara pertama lomba Tuban Berinovasi (Tubernova) yang memanfaatkan arang kulit siwalan sebagai bahan bakunya.
Dengan orientasi industri yang lebih besar, PT. Miracle Carbon Indonesia yang mereka dirikan pada Agustus 2022 silam di Dusun Bororejo, Desa Kapu, Kecamatan Merakurak ini sepertinya akan berkembang pesat. Meski usianya yang masih seumur jagung, perusahaannya sudah menerima banyak pesanan dari berbagai wilayah di Jawa Timur dan Jawa Tengah, mulai dari yang ratusan kilogram hingga puluhan ton.
Briket hasil produksi mereka memiliki dua bentuk, yaitu kubus 2,5 cm dan hexagonal diameter 5 cm dengan middle hole 1,2 cm dan panjang 5-20cm. Briket tersebut mampu membara 2,5 hingga 8 jam dengan panas stabil berkisar 5000-5500 cal/g.
"Fokus penjualan kami masih di lokal Jatim dan Jateng saja, pekan ini juga ada dead line 2 ton dari Rungkut, kami juga sempat menolak order dari pembeli sebesar 18 ton dari Jember karena masih minim tenaga produksi dan pengerjaan yang masih manual," ujar Latif Wahyudi kepada wartawan, Jumat (07/10).
Ia menjelaskan, untuk pasar lokal dengan kemasan curah dalam sak 40-50 kg sasarannya adalah resto dan rumah makan, sementara untuk ekspedisi jauh disediakan pilihan kemasan kardus per 10 kg agar lebih aman ketika pengiriman jarak jauh. Dari harga jual yang hanya Rp5.000 saja ini bisa meraup omzet sekitar Rp16 juta per bulan.
Sementara itu, Dany Eko Wahyudi, mengatakan, total capital investment-nya adalah Rp40 juta yang berasal dari dana patungan tiga orang owner, dengan pay out time selama tiga bulan, rata-rata bisa mencapai gross profit sebesar Rp16 juta per bulan dan break event point sebesar 16 ton.
Ketiga pemuda alumni Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI) jurusan Teknik Kimia yang akan diwisuda dalam waktu dekat ini bertekad untuk terus mengembangkan usaha mereka hingga ekspor. Negara tujuan ekspor mereka adalah Jepang sebagai importir briket terbesar di dunia. Selain itu, Jerman, Korea Selatan, Cina, Saudi Arabia, Amerika Serikat dan masih banyak yang lain.
Namun, saat ini yang menjadi kendala mereka adalah minimnya tenaga produksi yang dimiliki, pengerjaan manual yang dilakukan oleh empat orang karyawan diharapkan bisa lebih meningkat dengan tambahan beberapa alat produksi, seperti mesin oven, conveyor cutter, serta mesin double blending. Karena itu, mereka membuka investasi yang ditawarkan kepada CSR perusahaan atau lembaga pemerintah. (m nahrus h/hei)