Foto : Wakil Gubernur Jawa Timur saat sampaikan paparan dalam ASN Belajar (ist)

ASN Belajar Seri 13 : Emil Dorong ASN Kuasai AI Agar Tak Tertinggal

Tubankab - Pemanfaatan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dalam tata kelola pemerintahan menjadi bahasan utama dalam seri ke-13 ASN Belajar yang diselenggarakan oleh BPSDM Provinsi Jawa Timur, Kamis (10/04). 

Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, hadir sebagai narasumber sekaligus keynote speaker dalam kegiatan tersebut.

Dalam paparannya, Emil menekankan pentingnya pemahaman ASN terhadap perkembangan teknologi AI yang kian pesat dan tak terelakkan. Menurutnya, AI kini hadir dalam berbagai bentuk, mulai dari multimedia hingga layanan pelanggan melalui chatbot, bahkan pada sistem otomatisasi gudang dan pertanian presisi.

"AI tidak akan menggantikan Anda, tetapi Anda akan tergantikan oleh orang yang mengerti AI,” ujar Emil, mengutip pernyataan Jensen Huang dalam Indonesian AI Days 2024.

Emil juga menggarisbawahi pentingnya proses berpikir kritis dan tidak sepenuhnya bergantung pada AI. Ia mencontohkan bagaimana generative AI seperti ChatGPT harus diberi perintah (prompt) yang tepat agar menghasilkan jawaban yang akurat, serta bagaimana ASN perlu memahami proses kerja AI agar tidak kehilangan kemampuan berpikir analitis.

Lebih jauh, Wakil Gubernur Jawa Timur itu mengenalkan konsep AI Agent, yaitu sistem AI yang bekerja dalam batas instruksi tertentu, layaknya pegawai yang terprogram untuk mengikuti prosedur kerja. Menurutnya, AI Agent dapat menjadi solusi efisiensi birokrasi apabila dikembangkan secara tepat.

“Basisnya tetap generatif AI, tapi dia punya sebuah boundary atau batasan di mana dia bisa bertindak berpikir jangan di luar dari itu. Sehingga dia tidak melanggar prosedur-prosedur yang ada untuk sebuah proses,” tuturnya.

Lebih lanjut, dikatakan Emil, penerapan AI juga diproyeksikan membawa dampak ekonomi signifikan. Emil mengutip analisis Kearney yang dipublikasikan oleh The Jakarta Post bahwa kontribusi AI terhadap ekonomi ASEAN diprediksi mencapai 950 miliar USD pada 2030, dengan kontribusi Indonesia sebesar 336 miliar USD.

Selain itu, Jawa Timur mencatat kemajuan pesat dalam transformasi digital. Indeks SPBE (Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik) provinsi ini naik dari 3,62 menjadi 4,43, melampaui rata-rata nasional. Indeks Masyarakat Digital Indonesia (IMDI) Jawa Timur juga meningkat dari 45,59 menjadi 46,07, lebih tinggi dibandingkan nasional yang hanya naik dari 43,18 menjadi 43,34.

Di akhir paparan, mantan Bupati Trenggalek itu menutup dengan menegaskan bahwa AI bukanlah ancaman, melainkan alat bantu untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Namun, pekerjaan yang bersifat manual dan repetitif akan menjadi yang paling terdampak. Oleh karena itu, ASN diharapkan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi agar tidak tertinggal di era transformasi digital.

“Jadi saya pikir itu mudah-mudahan bermanfaat bagi rekan-rekan semua yang mengikuti program ASN Belajar mengenai AI. Pemerintah juga akan bisa memanfaatkan AI untuk melayani masyarakat dengan lebih baik dan juga tentunya meningkatkan kualitas pelayanan tanpa membahayakan keandalan sistem dan keakuratan,” pungkasnya. (yavid rp/hei)

comments powered by Disqus