HONOR PERAWAT MASIH MINIM, INI KATA WABUP
- 15 April 2016 20:29
- Heri S
- Kegiatan Pemerintahan,
- 602
Tubankab - Wakil Bupati Tuban Noor Nahar Husein, mengatakan perawat merupakan ujung tombak dari pelayanan kesehatan. Untuk itu perawat Kabupaten Tuban harus meningkatkan kapasitas, agar lebih memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.
Pesan tersebut disampaikan Wakil Bupati Tuban Noor Nahar saat menghadiri Musyawarah Daerah (Musda) Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) ke 7 periode 2016 - 2020 di Aula Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Koesma, Tuban, Jumat (15/04).
Turut hadir dalam kesempatan tersebut Kepala Dinas Kesehatan, Forum Pimpinan Daerah (Forpimda), Kapolres, Dandim, serta perwakilan organisasi kesehatan yang ada di Kabupaten Tuban.
Wabub menambahkan, terkait dengan masih ditemukannya honor perawat di Kabupaten Tuban sebesar Rp. 250 ribu, Wabup akan segera berkoordinasi dengan pimpinan rumah sakit tersebut di mana perawat tersebut bekerja.
Perlu diketahui, sesuai dengan honor Pemkab, untuk tenaga kontrak termasuk perawat RSUD, honor per bulan yang mereka dapatkan adalah sebesar Rp.750 ribu.
Senada dengan Wabub, Ketua PPNI Jawa Timur, Prof. Nur Salam. MNurs (Hons) juga menghimbau agar perawat Indonesia, terutama perawat Kabupaten Tuban untuk ikut berperan serta dalam perbaikan pelayanan kesehatan di Bumi Wali, julukan Kota Tuban.
Perawat, lanjut Nur Salam, harus bersinergi dan memberi kontribusi terhadap pemerintah baik eksekutif maupun yudikatif. Dia juga mengapresiasi kemajuan pelayanan kesehatan di Kabupaten Tuban.” Jadi tak heran Kabupaten Tuban banyak dijadikan proyek percontohan oleh pemerintah, baik pusat maupun provinsi terkait dengan program kesehatan,’’ ujarnya.
Sementara itu, Ketua PPNI Kabupaten Tuban Dr.H.Miftahul Munir.SKM.Mkes.DIE dalam sambutannya mengingatkan kepada semua anggota PPNI , agar Musdal tidak sekedar sebagai ajang ingin menjadi ketua, tetapi sebagai wadah untuk memikirkan langkah apa yang harus dilakukan untuk menciptakan perawat yang berkualitas. Terlebih, imbuhnya, dengan adanya Masyarakat Ekonomi Asian (MEA), perawat Indonesia dituntut untuk dapat bersaing dengan perawat yang ada di kawasan ASEAN. (mil/hei)