Jelang Ramadan, DKUKMP Tuban Ajukan Kuota 42.000 Liter untuk Operasi Pasar Minyak Goreng
- 07 March 2022 18:41
- Heri S
- Kegiatan Pemerintahan,
- 460
Tubankab - Kelangkaan minyak goreng masih saja terjadi di berbagai daerah, salah satunya di Kabupaten Tuban. Guna mengatasi masalah ini, Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan (DKUKMP) Kabupaten Tuban pun gencar berkomunikasi dengan distributor untuk dilakukan operasi pasar tahap ketiga. Tak tanggung-tanggung, dinas terkait mengajukan 42.000 liter di bulan ini.
Kepala DKUKMP Kabupaten Tuban Agus Wijaya dalam dialog Monday Talk edisi Senin (07/03) di Radio Pradya Suara mengatakan, pihaknya telah berkirim surat ke distributor agar dapat menyuplai operasi pasar untuk persiapan bulan Ramadan. “Kami ajukan 42.000 liter dan tinggal nunggu ACC,” kata Agus.
Nantinya, lanjut Agus, operasi pasar minyak goreng dalam bentuk kemasan sederhana akan dilakukan di 20 kecamatan. “Alokasi tiap kecamatan akan disesuaikan dengan jumlah kepadatan penduduk, jadi tiap kecamatan akan berbeda,” ungkap Agus.
Agus berharap, pengajuan kuota minyak goreng tersebut akan disetujui, agar kebutuhan minyak goreng menjelang Ramadan tahun ini dapat terpenuhi.
Sementara itu, selama Februari ini Pemkab telah menggelar dua kali operasi pasar minyak goreng. Setidaknya jumlah distribusi mencapai 178.743 liter untuk menyuplai pasar tradisional dan kios atau toko kelontong.
Meskipun harga satuan belum bisa sesuai dengan harga eceran tertinggi, akan tetapi menurutnya jumlah tersebut dapat mengisi persediaan minyak goreng di masyarakat dalam satu bulan.
Sementara itu, untuk operasi pasar khusus pelaku usaha, Agus mengatakan telah disediakan minyak goreng hingga mencapai 6.000 liter. “Setiap pelaku usaha mendapat 18 liter,” katanya.
Adapun, masih kata Agus, untuk masyarakat umum, operasi pasar hingga tahap kedua telah tersalurkan 8.000 liter. “Pertama 2.000 liter, dan operasi pasar kedua mencapai 6.000 liter,” tutur Agus.
Lebih lanjut, Agus meyakinkan, jika persediaan minyak goreng di Kabupaten Tuban saat ini masih cukup, meskipun dengan harga bervariasi, khususnya di toko kelontong atau pasar. “Harga masih berkisar antara Rp 17.000 hingga Rp 21.000,” pungkas Agus. (nurul jamilah/hei)