Foto : Kemendag saat gelar gernas mapan. (ist)

Kemendag Gelar Gernas Mapan Untuk Tingkatkan Pengelolaan Pasar Rakyat

Tubankab - Kebersihan lingkungan pasar rakyat wajib menjadi prioritas. Pasar  yang  bersih  diharapkan  dapat menarik  banyak  pengunjung, sehingga memperkuat peran pasar sebagai  pusat  aktivitas  ekonomi masyarakat dan akhirnya mampu menunjang pertumbuhan ekonomi. 

Hal tersebut ditegaskan Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti Widya Putri pada Aksi Bersih Pasar bersama Menteri Lingkungan Hidup, Hanif  Faisol  Nurofiq, dalam  rangka  memperingati  Hari  Peduli  Sampah  Nasional  Tahun  2025, di  Pasar Atas  Baru,  Kota  Cimahi,  Jawa  Barat,  dalam siaran persnya hari Sabtu (22/02).

Aksi Bersih Pasar yang diresmikan dengan nama “Gerakan Nasional Membersihkan Pasar Nusantara” (Gernas Mapan) ini merupakan inisiasi Kementerian  Perdagangan  untuk  mengajak  seluruh  pemangku kepentingan  di pasar  rakyat  melaksanakan  aksi  bersih  sampah  di  pasar. Gerakan ini, menurut Wamendag Roro, sapaannya, harus didukung karena kebersihan juga menjadi indikator peningkatan kualitas pengelolaan pasar rakyat.

Diterangkan, kebersihan  pasar  rakyat  dan  pengelolaan  sampah  merupakan indikator dalam SNI Pasar Rakyat 8152:2021 yang menjadi acuan pengelola pasar dalam pengelolaan pasar  rakyat  di  Indonesia.  Selain  itu,  juga  sejalan  dengan  tanggung  jawab  Kementerian Perdagangan untuk  menata  pasar  rakyat  berdasarkan PP Nomor 29 tahun 2021  tentang Penyelenggaraan  Bidang Perdagangan.

Wamendag Roro menjelaskan, saat ini, pasar rakyat menjadi salah satu penyumbang sampah terbanyak di Indonesia. Berdasarkan catatan pada Sistem  Informasi  Pengelolaan  Sampah  Nasional  (SIPSN)  Kementerian  Lingkungan  Hidup, tambahnya, sumber penghasil sampah kedua terbanyak adalah pasar rakyat dengan kontribusi 35 ribu ton sampah atau 13,49 persen dari total sumber sampah.

Oleh karena itu, imbuhnya, Gernas Mapan mengajak para pemangku kepentingan pasar bergotong-royong memungut, memilah, dan mengolah sampah dengan tujuan agar sampah dari pasar rakyat yang masih dapat diolah, bisa memiliki nilai tambah ekonomi bagi pedagang maupun pengelola pasar. Sehingga, nantinya yang dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) hanya residu. 

Dicontohkan, nilai tambah ekonomi dari pengolahan sampah, seperti sampah organik yang diolah menjadi kompos atau bahan baku pakan maggot; sampah plastik, kain bekas,  atau  bungkus  produk  dapat  diolah  menjadi  produk  kerajinan; serta pemanfaatan  minyak goreng bekas (jelantah) dari pedagang makanan di pasar dapat dikumpulkan dan dijual ke industri biodiesel.  Selebihnya,  sampah  organik  dari  pasar  dapat  diolah  menjadi  biogas  untuk  bahan  bakar memasak atau listrik skala kecil. 

“Kami optimistis Gernas Mapan menjadi langkah nyata dan solutif atas upaya menjaga kebersihan pasar dengan mendorong kesadaran  kolektif  di  kalangan  pedagang  dan  pengunjung  untuk  menjaga kebersihan  secara  berkelanjutan, sehingga pasar rakyat  menjadi  lebih  kompetitif dan berdaya  saing. Mari kita ciptakan pasar bersih, masyarakat sehat, ekonomi kuat,” tandas Wamendag Roro.

Dalam  rangkaian  kegiatan  tersebut,  Menteri  Hanif  dan  Wamendag  Roro kemudian  juga meninjau ketersediaan  dan  harga  barang  kebutuhan  pokok  (bapok)  menjelang  Ramadan. Usai kegiatan Gernas Mapan, Wamendag Roro juga berkesempatan meninjau tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) Santiong, di Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi. (yeni dh/hei)

comments powered by Disqus