Kemendag Gelar Gernas Mapan Untuk Tingkatkan Pengelolaan Pasar Rakyat
- 22 February 2025 21:49
- Yolency
- Kegiatan Pemerintahan,
- 60
Tubankab - Kebersihan lingkungan pasar rakyat wajib menjadi prioritas. Pasar yang bersih diharapkan dapat menarik banyak pengunjung, sehingga memperkuat peran pasar sebagai pusat aktivitas ekonomi masyarakat dan akhirnya mampu menunjang pertumbuhan ekonomi.
Hal tersebut ditegaskan Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti Widya Putri pada Aksi Bersih Pasar bersama Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional Tahun 2025, di Pasar Atas Baru, Kota Cimahi, Jawa Barat, dalam siaran persnya hari Sabtu (22/02).
Aksi Bersih Pasar yang diresmikan dengan nama “Gerakan Nasional Membersihkan Pasar Nusantara” (Gernas Mapan) ini merupakan inisiasi Kementerian Perdagangan untuk mengajak seluruh pemangku kepentingan di pasar rakyat melaksanakan aksi bersih sampah di pasar. Gerakan ini, menurut Wamendag Roro, sapaannya, harus didukung karena kebersihan juga menjadi indikator peningkatan kualitas pengelolaan pasar rakyat.
Diterangkan, kebersihan pasar rakyat dan pengelolaan sampah merupakan indikator dalam SNI Pasar Rakyat 8152:2021 yang menjadi acuan pengelola pasar dalam pengelolaan pasar rakyat di Indonesia. Selain itu, juga sejalan dengan tanggung jawab Kementerian Perdagangan untuk menata pasar rakyat berdasarkan PP Nomor 29 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Perdagangan.
Wamendag Roro menjelaskan, saat ini, pasar rakyat menjadi salah satu penyumbang sampah terbanyak di Indonesia. Berdasarkan catatan pada Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup, tambahnya, sumber penghasil sampah kedua terbanyak adalah pasar rakyat dengan kontribusi 35 ribu ton sampah atau 13,49 persen dari total sumber sampah.
Oleh karena itu, imbuhnya, Gernas Mapan mengajak para pemangku kepentingan pasar bergotong-royong memungut, memilah, dan mengolah sampah dengan tujuan agar sampah dari pasar rakyat yang masih dapat diolah, bisa memiliki nilai tambah ekonomi bagi pedagang maupun pengelola pasar. Sehingga, nantinya yang dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) hanya residu.
Dicontohkan, nilai tambah ekonomi dari pengolahan sampah, seperti sampah organik yang diolah menjadi kompos atau bahan baku pakan maggot; sampah plastik, kain bekas, atau bungkus produk dapat diolah menjadi produk kerajinan; serta pemanfaatan minyak goreng bekas (jelantah) dari pedagang makanan di pasar dapat dikumpulkan dan dijual ke industri biodiesel. Selebihnya, sampah organik dari pasar dapat diolah menjadi biogas untuk bahan bakar memasak atau listrik skala kecil.
“Kami optimistis Gernas Mapan menjadi langkah nyata dan solutif atas upaya menjaga kebersihan pasar dengan mendorong kesadaran kolektif di kalangan pedagang dan pengunjung untuk menjaga kebersihan secara berkelanjutan, sehingga pasar rakyat menjadi lebih kompetitif dan berdaya saing. Mari kita ciptakan pasar bersih, masyarakat sehat, ekonomi kuat,” tandas Wamendag Roro.
Dalam rangkaian kegiatan tersebut, Menteri Hanif dan Wamendag Roro kemudian juga meninjau ketersediaan dan harga barang kebutuhan pokok (bapok) menjelang Ramadan. Usai kegiatan Gernas Mapan, Wamendag Roro juga berkesempatan meninjau tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) Santiong, di Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi. (yeni dh/hei)