Musim Kemarau Basah Diprediksi Hingga Oktober 2025, Ini Penjelasan BMKG
- 07 July 2025 19:42
- Heri S
- Kegiatan Pemerintahan,
- 38
Tubankab — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk Jawa Timur, akan mengalami fenomena kemarau basah hingga Oktober 2025. Fenomena ini ditandai dengan curah hujan di atas normal pada musim kemarau akibat pengaruh anomali iklim global, seperti La Nina lemah dan suhu muka laut yang hangat di wilayah perairan Indonesia.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers, senin (07/07) menjelaskan bahwa kondisi ini berpotensi meningkatkan risiko terjadinya bencana hidrometeorologi, seperti banjir, longsor, angin kencang, dan puting beliung, meskipun berada dalam periode yang biasanya kering.
“Musim kemarau tahun ini tidak kering seperti biasanya. Sebaliknya, beberapa wilayah akan terus diguyur hujan dalam intensitas ringan hingga tinggi,” ujarnya dalam konferensi pers nasional.
Dwikorita mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk lebih waspada serta meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana. Selain itu, pengelolaan sumber daya air dan sektor pertanian perlu disesuaikan dengan kondisi cuaca yang tidak menentu ini agar tidak terjadi kerugian yang lebih besar.
Wilayah-wilayah dengan tingkat kerentanan tinggi terhadap bencana hidrometeorologi seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Barat, dan Sulawesi Selatan diminta untuk memperkuat koordinasi lintas sektor. Kesiapan infrastruktur drainase, sistem peringatan dini, serta edukasi kepada masyarakat menjadi kunci untuk meminimalkan dampak bencana.
BMKG juga terus memantau dinamika atmosfer dan memperbarui informasi prakiraan cuaca secara berkala. Masyarakat diimbau untuk selalu mengakses informasi resmi dari BMKG agar tidak terjebak hoaks atau informasi yang menyesatkan terkait kondisi cuaca dan iklim. (dadang bs/hei)