PERANGKAT KOMPUTER BICARA, PENYANDANG TUNANETRA “MELIHAT”

Tubankab – Cacat fisik bukan sebuah halangan bagi para penyandangnya untuk beraktivitas, bahkan kekurangan itu bisa menjadi pemicu untuk tetap berkreativitas. Setidaknya itulah yang dibuktikan oleh para penyandang tunanetra di Kabupaten Tuban.

Sedikitnya 15 penyandang tunanetra yang tergabung dalam Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) Cabang Tuban, mengikuti pelatihan komputer yang diselenggarakan oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Tuban, yang dimulai sejak 10 hingga 23 Maret 2016, bertempat di lantai dua di kantor yang terletak di Jalan Wahidin Sudiro tersebut.

Kegiatan ini merupakan pembinaan kemampuan kerja, layaknya bagi manusia normal pada umumnya, mereka diajari dan dibimbing tentang materi MS Office (word dan excell) dan materi browsing internet, mulai pukul 08.00 hingga pukul 15.00, dalam kurun waktu dua pekan.

Namun, ada sedikt perbedaan antara manusia normal dengan para penyandang cacat dalam mengoperasionalkannya, sebab dalam setiap laptop atau komputer penderita tunanetra harus dilengkapi dengan aplikasi JAWS (Job Access With Speech) dan NVDA (Non Visual Dekstop Access) atau lebih dikenal sebagai pembaca layar yang memudahkan penderita tunanetra. Sehingga setiap tombol dalam laptop atau komputer yang disentuh, bisa berbunyi atau berbicara. Sehingga, ini sangat membantu dalam pembelajaran komputer bagi penyandang tunanetra.

Reza Wartanto, salah seorang pembimbing dan juga instruktur yang didatangkan langsung dari Pertuni Jawa Timur menjelaskan, para penderita tunanetra tidak bisa dipandang remeh, sebab mereka bisa mengaplikasikan komputer, laptop atau handphone, seperti manusia normal. Buktinya, melalui pelatihan computer, para tunanetra ini bisa mengetik nama, alamat, tanggal lahir, latar belakang hidup, bahkan surat lamaran kerja, meskipun ada yang masih pemula dan baru mengenal komputer atau laptop dalam pelatihan ini.

“Memang perlu ketekunan dan kesabaran dalam membimbing mereka, khususnya program MS Office Excell. Jika sekali salah pencet tombol, maka salah semuanya, Tapi, karena adanya aplikasi JAWS, maka pemderita tunanetra sangat terbantu,’’ terang pemuda asal Pasuruan ini kepada reporter tubankab, Selasa (22/03).

Samsul Anam, salah seorang peserta mengatakan, memang perlu kejelian dalam mendengarkan setiap instruksi dari pembimbing, karena semua dilakukan dengan bimbingan suara dan arahan. “Namun, alhamdulillah berkat ketekunan selama pelatihan komputer, saya bisa mengoperasionalkan komputer, sebagaimana manusia normal,” aku Samsul yang berprofesi sebagai tukang pijat, asal Kecamatan Palang ini.

Khoirul Ilmawan, Kasi Rehabilitasi dan Pelayanan Sosial Dinsosnaker Tuban, saat ditemui di kantornya mengatakan, pelatihan ini bertujuan memberikan keahlian khusus bagi tunanetra. Setelah pelatihan ini, pihaknya akan memberikan 1 unit laptop bagi setiap peserta dan diharapkan mereka bisa mempraktekkan di rumah, secara otodidak untuk mengembangkan ilmu yang diperoleh selama pelatihan. (nul/hei)

comments powered by Disqus