Foto : TPID Tuban saat ikuti Rakor Pengendalian Inflasi Tahun 2025. (yavid)

Pemkab Tuban Ikuti Rakor Pengendalian Inflasi dan Persiapan Angkutan Lebaran 2025

Tubankab – Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kabupaten Tuban, Endro Budi Sulistyo, bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah Kabupaten Tuban menghadiri secara virtual Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2025 yang dirangkaikan dengan Pembahasan Persiapan Angkutan Lebaran 2025 dari Ruang Rapat Soedjono Putro Sekretariat Daerah Kabupaten Tuban, Senin (17/02).

Dalam rakor tersebut, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI, Tito Karnavian, menegaskan pentingnya kesiapan moda transportasi menjelang Ramadan dan Idul Fitri 2025 dalam Rapat Koordinasi yang dipimpinnya. “Pada tanggal 1 Maret 2025 kita sudah memasuki Ramadan, dan setelah itu kita akan menghadapi pekerjaan besar, yaitu libur nasional Idul Fitri yang seperti biasa akan diiringi mobilitas masyarakat yang sangat tinggi,” ujar Tito.

Sebagaimana diketahui, dalam Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, dan Menteri PAN RB, libur nasional Idul Fitri ditetapkan pada 31 Maret – 1 April 2025, sementara cuti bersama berlangsung pada 2, 3, 4, dan 7 April 2025. Untuk mendukung kelancaran arus mudik, Mendagri telah menerbitkan Surat Edaran Nomor 400.6.1/749/SJ tentang kesiapsiagaan pemerintah daerah dalam mendukung arus mudik Lebaran.

Hadir dalam kesempatan yang sama, Menteri Perhubungan RI, Dudy Purwagandhi, menambahkan bahwa dalam mengantisipasi kepadatan mudik, pemerintah merekomendasikan kebijakan Work From Anywhere (WFA) mulai 24 Maret 2025. “Hal ini utamanya dapat membantu mengantisipasi potensi kepadatan pada titik penyeberangan Ketapang – Gilimanuk dan Bandara Ngurah Rai Bali yang akan ditutup selama Nyepi,” jelasnya.

Selain itu, Dudy juga mendorong dukungan terhadap program mudik gratis, penyediaan rest area, serta pemantauan daerah rawan kecelakaan dan kemacetan.

Sementara itu, terkait pengendalian inflasi, Tito mengungkapkan bahwa inflasi Year on Year (Januari 2025 terhadap Januari 2024) tercatat sebesar 0,76 persen, sedangkan inflasi Month to Month (Januari 2025 terhadap Desember 2024) mengalami deflasi sebesar -0,76 persen. “Penyumbang utama deflasi adalah perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar -9,16 persen, serta informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar -8,08 persen,” terangnya. Deflasi ini dipengaruhi oleh diskon 50 persen bagi pengguna listrik di bawah 2.200 watt pada Januari dan Februari 2025.

Dengan adanya koordinasi ini, diharapkan kesiapan pemerintah daerah dalam menghadapi arus mudik Lebaran semakin matang, serta inflasi tetap terkendali demi menjaga daya beli masyarakat. (yavid rp/hei)

comments powered by Disqus