Foto : BPSDM Jawa Timur kembali menggelar webinar ASN Belajar. (dadang)

Peran Media dalam Pemerintahan Digital: ASN Belajar Seri 5 Bahas Literasi dan Transparansi

Tubankab-Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Jawa Timur kembali menggelar webinar ASN Belajar pada Kamis (06/02). Seri kelima tahun ini mengangkat tema "Pers dan Pemerintah: Sinergi untuk Indonesia Emas 2045," yang membahas peran media dalam membangun transparansi dan literasi digital di era pemerintahan digital. Tema ini diangkat juga dalam rangka Hari Pers Nasional 2025 yang diperingati setiap tanggal 9 Februari.

Webinar ini menghadirkan Eko Setiawan, Ketua Tim Kerja Kemitraan Komunikasi Publik Diskominfo Jatim, sebagai narasumber. Turut serta sebagai narasumber Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jatim Lutfil Hakim dan pakar komunikasi politik Universitas Airlangga Suko Widodo, yang memberikan wawasan mengenai dinamika hubungan antara pemerintah dan media di era digital.

Kegiatan ini diselenggarakan secara daring melalui Zoom Meeting dan kanal YouTube BPSDM Jatim, dengan partisipasi ASN dari berbagai daerah, tidak hanya di Jawa Timur, tetapi juga di berbagai kota di seluruh Indonesia.

Dalam pemaparannya, Eko Setiawan menekankan pentingnya peran media dalam mendukung transparansi, literasi digital, serta penyebaran informasi yang akurat kepada masyarakat. Ia menyampaikan bahwa berdasarkan data terbaru, sebanyak 81,79 persen penduduk Jawa Timur telah terkoneksi dengan internet, mencerminkan tingginya penetrasi digital di wilayah ini.

Dari segi sumber informasi, media sosial menjadi pilihan utama masyarakat dengan persentase 72,6 persen, diikuti oleh televisi sebesar 60,7 persen, berita online 27,5 persen, dan website pemerintah 14 persen. Meskipun tren digital semakin meningkat, pemerintah tetap mengandalkan media konvensional seperti cetak dan radio untuk menjangkau kelompok masyarakat yang masih memiliki keterbatasan akses digital.

Pesatnya perkembangan teknologi digital tidak hanya membawa manfaat, tetapi juga tantangan baru, terutama dalam hal penyebaran hoaks dan disinformasi. Dalam webinar ini, ditegaskan bahwa pemerintah dan media harus berkolaborasi dalam membangun ekosistem informasi yang sehat. Literasi digital menjadi kunci utama agar masyarakat dapat memilah dan memahami informasi yang kredibel serta tidak mudah terprovokasi oleh berita yang tidak benar.

Oleh karena itu, Kominfo Jatim terus berupaya meningkatkan transparansi dengan menyebarluaskan informasi melalui berbagai kanal resmi, seperti website, media sosial, serta platform digital lainnya. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat kepercayaan publik terhadap pemerintah serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mengakses informasi yang valid.

Selain membahas peran media dalam transparansi pemerintahan, webinar ini juga mengulas pentingnya adaptasi teknologi dalam dunia jurnalisme. Penggunaan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dalam pengolahan data berita dinilai dapat meningkatkan efisiensi dan akurasi informasi yang disampaikan kepada publik.

Pemerintah diharapkan dapat menerapkan kebijakan media yang berkeadilan, memberikan ruang bagi media untuk berkembang, serta menjaga keseimbangan antara kebebasan pers dan tanggung jawab sosial. Hal ini penting agar media tetap menjadi pilar demokrasi yang dapat menjalankan fungsinya sebagai kontrol sosial tanpa adanya intervensi yang berlebihan.

Dalam kesempatan ini juga dibahas perlunya peningkatan kapasitas bagi para jurnalis agar mereka dapat beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Pelatihan dalam bidang jurnalisme data, verifikasi fakta, serta keamanan siber menjadi aspek penting yang harus diperhatikan dalam menghadapi era digital.

Hal ini sejalan dengan berbagai indeks yang menunjukkan pertumbuhan positif dalam transformasi digital, seperti Indeks Literasi Digital dan Indeks Keamanan Informasi yang mencerminkan semakin tingginya kesadaran akan pentingnya informasi yang kredibel dan aman.

Menutup sesi, Eko Setiawan berharap sinergi antara pers dan pemerintah semakin kuat dalam mewujudkan keterbukaan informasi publik. Dengan kolaborasi yang erat, media dapat terus menjalankan perannya sebagai pengawas sosial sekaligus mitra pemerintah dalam menyebarkan informasi yang valid dan bertanggung jawab.

Ke depan, sinergi ini diharapkan dapat mendukung visi Indonesia Emas 2045 dengan menciptakan ekosistem informasi yang transparan, inklusif, dan bebas dari disinformasi, sehingga masyarakat semakin cerdas dalam mengakses serta menyaring informasi di era digital. (dadang bs/hei)

comments powered by Disqus