12 ORANG DINYATAKAN SUSPECT DIFTERI

Tubankab - Penyakit difteri tahun ini meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Padahal, penyakit tersebut pernah dinyatakan tidak ada sejak 1990, namun muncul kembali pada 2009.

Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban menyebutkan, hingga 11 Desember 2017 ditemukan 12 suspect difteri di Kabupaten Tuban, dua di antaranya telah dinyatakan positif difteri. Keduanya berasal dari Desa Rayung dan Medalem, Kecamatan Senori.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular pada Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban, dr. Atiek Suprihati Ningsih menjelaskan, untuk tahun ini jumlah kasus difteri dinyatakan meningkat. Jika terjadi peningkatan jumlah penderita satu saja, maka kemenkes akan mengeluarkan status kejadian luar biasa (KLB).

“Jawa Timur memang menduduki peringkat tertinggi untuk difteri, karena memang menjadi salah satu daerah endemis,’’ ujar Atiek saat diwawancarai dalam acara ‘Monday Talk’ di Radio Pradya Suara, Senin (11/12).

Sebelumnya, lanjut Atiek, satu orang dinyatakan meninggal, akibat terlambat mendapatkan pertolongan medis. “Ada satu yang meninggal dunia, sebab pasien dibawa ke rumah sakit sudah dalam keadaan kritis,” imbuh perempuan berkacamata ini.

Lebih jauh Atiek menjelaskan, difteri adalah infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri corynebacterium. Penularannya bisa melalui udara dan kontak fisik jika penderita memiliki bekas luka.

Gejala yang muncul bila terkena difteri, sambung Atiek, adalah sakit tenggorokan, demam, dan terbentuknya lapisan pada amandel dan tenggorokan. Dalam kasus yang sudah lanjut, lontar Atiek, infeksi dapat menyebar ke organ tubuh lain, seperti jantung dan sistem saraf. “Infeksi kulit juga ditemukan pada beberapa pasien,’’ akunya.

Atiek meminta, masyarakat segera melakukan pemeriksaan di fasilitas kesehatan terdekat, jika mengalami gejala tersebut. Sebab keterlambatan penanganan bisa mengakibatkan kematian.

“Gejala dari penyakit difteri hampir sama dengan serangan flu biasa, seperti demam, pusing, dn tenggorokan sakit. Ada pula kasus leher membengkak, terdapat selaput warna putih agak keabu-abuan di tenggorokan, hingga kesulitan bernafas. Sangat bahaya kalau tidak ditangani dengan segera,” pungkas Atiek panjang lebar. (nurul jamilah/hei)

comments powered by Disqus