Foto : BPBD Tuban saat gelar pelatihan Jitupasna. (ist)

BPBD Tuban Gelar Pelatihan Jitupasna, Apa itu?

Tubankab - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tuban menggelar pelatihan Pengkajian Kebutuhan Pascabencana (Jitupasna) di Kayu Manis Resto Tuban, 27-28 Juni 2024.

Kepala Pelaksana BPBD Tuban, Sudarmaji saat dikonfirmasi menyampaikan, pelatihan ini untuk memberikan pemahaman, keterampilan kepada petugas Jitupasna di masing-masing wilayah untuk melakukan penghitungan cepat kebutuhan pascabencana.

"Biasanya setelah terjadi bencana, kita harus tahu dampak kerugian seberapa jauh dan harus dihitung dengan cermat serta keahlian khusus," ungkapnya, Jumat (28/06).

Sebab, timpal Sudarmaji, penghitungannya itu ada dampak yang langsung infrastruktur atau noninfrastruktur. Sehingga, harus bisa dihitung secara cermat oleh yang berkompeten.

"Yang kami undang dalam pelatihan ini perwakilan dari kecamatan, OPD terkait mitra BPBD," ungkap dia.

Dikatakan dia, penghitungan ini multisektor, sebab biasanya ada juga yang berdampak pada akses pendidikan, pertanian, tempat ibadah. Sehingga butuh keterampilan khusus.

"Ini merupakan kegiatan awal, setelah ini kita akan lihat mereka ini keahliannya seperti apa," serunya.

Harapannya, ke depan usai pelatihan para peserta memahami, mengetahui cara penghitungan kerugian pascabencana, sekaligus menunjukkan kebutuhan apa saja yang harus disiapkan oleh pemerintah guna mencukupi pascabencana itu.

"Kami berharap dengan kegiatan ini kita memperoleh petugas yang kompeten di lapangan yang bisa dikembangkan dengan keahlian khusus lainnya," harap dia.

Bukan hanya itu, peserta pelatihan ini rencananya juga akan diikutkan studi banding ke daerah yang Jitupasna-nya lebih baik dari Kabupaten Tuban.

Untuk diketahui, dampak bencana yang paling tinggi di Kabupaten Tuban berdasarkan data BPBD Tuban 2 tahun terakhir adalah banjir bandang.

"Dua tahun terakhir juga kita ketahui adanya gempa yang cukup signifikan, meskipun 2023 tidak ada dampak tapi 2024 ada dampak," imbuh Sudarmaji.

Dari data BPBD Tuban, pada 2024 ada sekitar 12 rumah di wilayah Kabupaten Tuban terdampak gempa. Sehingga, inilah yang menjadi antisipasi pihaknya ke depan.

Masih kata Sudarmaji, juga terkait bencana kegagalan teknologi. Seperti awal bulan ini adanya tumpahan BBM di Fuel Terminal Tuban  milik PT Pertamina.

Ini juga menimbulkan dampak, lanjut Sudarmaji, baik dampak sosial maupun psikologis masyarakat sekitar itu sendiri.

"Pelatihan ini bukan awal dan bukan terakhir, tapi ini bisa berkelanjutan pada 2025 untuk memperdalam materi Jitupasna tersebut," pungkasnya. (chusnul huda/hei)

comments powered by Disqus