Bupati Tuban Ajak Perempuan Wujudkan Impian Kartini
- 23 April 2024 14:09
- Yolency
- Kegiatan Bupati dan Wakil Bupati,
- 311
Tubankab – Hari Kartini yang diperingati tiap 21 April menjadi momen yang istimewa, khususnya bagi perempuan Indonesia. Hari Kartini diperingati untuk mengenang jasa Raden Ajeng Kartini dalam memperjuangkan hak kaum perempuan di Indonesia.
Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky, SE., menyampaikan ucapan selamat Hari Kartini bagi seluruh masyarakat Kabupaten Tuban. Menurutnya, peringatan Hari Kartini menjadi momentum untuk meneguhkan kembali penghargaan bagi perempuan. “Di Hari Kartini tahun 2024 ini, kita dapat merenungkan nilai-nilai yang dianut Kartini terus relevan dan berdampak dalam masyarakat kita saat ini,” ungkapnya saat menghadiri Rapat Paripurna dengan DPRD Tuban kemarin.
Lebih lanjut, Kartini merupakan seorang tokoh yang hidup pada awal abad ke-20, memimpin perjuangan untuk memberikan hak pendidikan dan kemerdekaan kepada perempuan. Pemikiran-pemikirannya tentang kesetaraan gender, kemandirian, dan pendidikan telah menjadi landasan bagi kemajuan sosial dan ekonomi perempuan Indonesia.
Mas Lindra mengungkapkan sosok Kartini menjadi inspirasi yang memiliki kepekaan dan kepedulian dengan lingkungan sekitarnya. Terutama berkaitan dengan aspek sosial dan pendidikan bagi perempuan.
Selaras dengan pemikiran pahlawan perempuan tersebut, Mas Lindra menyatakan Pemkab Tuban berkomitmen terus mendukung pemberdayaan dan pengembangan potensi perempuan Kabupaten Tuban. Di tengah keputusannya untuk berkarir, perempuan tetap mampu menjalankan tugasnya sebagai istri dan ibu. “Pemkab Tuban berupaya mewujudkan pembangunan inklusif dan setara bagi semua warga Indonesia, tanpa memandang jenis kelamin, sejalan dengan visi Mbangun Desa, Nata Kuta,” terangnya.
Perempuan di Kabupaten Tuban diharapkan terus mengambil peran aktif dalam pembangunan demi mewujudkan impian Kartini. Mas Lindra meyakini di masa depan banyak perempuan yang akan menduduki posisi strategis. Perempuan dianggap memiliki kepekaan lebih tajam dibanding laki-laki. Kebijakan dan program yang disusun akan lebih menyentuh sisi yang tidak dimengerti laki-laki.
“Keterlibatan perempuan akan mempercepat penanganan permasalahan, seperti stunting, kekerasan perempuan dan anak, maupun ketersediaan ruang ramah perempuan dan anak,” tegasnya. (m agus h/hei)