Foto : Petugas Museum Kambang Putih menunjukkan piagam penghargaan atas prestasi yang pernah diraih museum setempat. (nahrus)

Ini Alasan Museum Kambang Putih Dapat Dana Alokasi Khusus Senilai Rp. 600 Juta

Tubankab - Berbagai inovasi baru mampu mengantarkan Museum Kambang Putih Tuban untuk masuk dalam standarisasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia dengan Kategori B. Prestasi tersebut berhasil diraih berkat adanya beberapa pembaruan atau inovasi yang dilakukan oleh museum ini.

Kepala UPTD Destinasi Wisata Terpadu Museum Kambang Putih, Dra. Santi Puji Rahayu saat dikonfirmasi mengatakan, meskipun awalnya hanya dipandang sebatas museum kabupaten, namun Museum Kambang Putih mampu membuktikan kualitasnya. Beberapa gelar juara juga sudah diraih dalam beberapa tahun terakhir, seolah tidak kalah dengan museum-museum ternama di Indonesia. Dari sekian banyak museum yang ada, hanya sepuluh yang masuk dalam kategori B, dan Kambang Putih adalah salah satu di antaranya.

“Hal tersebut dikarenakan adanya berbagai macam pemikiran yang tidak dipikirkan oleh museum lain, seperti buku tamu yang sudah menggunakan komputer, serta koleksi yang tidak hanya ditampilkan dalam vitrin, namun juga diaplikasikan pada plafon, dan adanya dukungan aplikasi yang memuat koleksi museum” ujar Santi saat ditemui di ruangannya (02/04).

Tahun ini Museum Kambang Putih Tuban juga mendapatkan Dana Alokasi Khusus (DAK) non fisik sebesar Rp. 600 juta dari Kemendikbud berkat adanya standarisasi tersebut. Dana yang diperoleh itu disesuaikan dengan kategori yang diterima, yaitu Kategori B.

Kurator Museum Kambang Putih, Rony Firman Firdaus, SS menuturkan, DAK tersebut akan difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang bersifat promosi. Hal tersebut dilakukan agar kegiatan yang ada di Musem Kambang Putih Tuban tetap aktif dan lebih dekat dengan masyarakat.

“DAK tersebut akan dipergunakan untuk beberapa kegiatan yang bersifat promosi dan menunjang perkembangan museum, selain itu juga untuk menghidupkan kegiatan-kegiatan lain yang ada di sana,” kata Rony.

Santi menegaskan bahwa penerimaan DAK tersebut akan dialokasikan pada tiga kegiatan yang dapat menunjang pengembangan Museum Kambang Putih Tuban. Prosentase pembagian tersebut adalah 35 persen untuk koleksi, 45 persen untuk promosi dan 20 persen sisanya digunakan untuk perawatan aset. Untuk menghidupkan museum dengan berbagai kegiatannya membutuhkan lebih banyak dana, karena itu alokasi untuk promosi yang paling besar prosentasenya.

Ia melanjutkan, 45 persen dari Rp. 600 juta DAK yang diterima Museum Kambang Putih akan dialokasi untuk kegiatan promosi, salah satu agenda promosi tersebut adalah dengan mengadakan kegiatan Belajar Bersama Museum (BBM) sebagai sarana pemanfaatan DAK dalam bidang promosi. Selain BBM juga masih ada beberapa kegiatan lain, seperti lomba bahasa Jawa, lomba sketsa koleksi museum, lomba mewarnai dan sosialisasi yang akan dilakukan pada September.

“Untuk kegiatan promosi akan ada kegiatan BBM bagi siswa tingkat PAUD hingga tingkat mahasiswa, rencananya siswa tersebut akan didatangkan ke museum dan belajar bersama di sana. Sedangkan untuk sosialisasi sendiri baru akan dilakukan pada September 2019 dengan mengangkat tema pentingnya museum di dunia pendidikan,” pungkasnya. (m nahrussodiq/hei)

comments powered by Disqus