Inilah Hasil Rakornas terkait Daftar Komoditas Pemicu Inflasi April 2025
- 05 May 2025 14:46
- Heri S
- Kegiatan Pemerintahan,
- 11
Tubankab – Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Tuban mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia (Kemendagri RI) secara hybrid, Senin (05/05).
Kegiatan tersebut dipimpin langsung oleh Sekretaris Jenderal Kemendagri, Tomsi Tohir.
Dalam arahannya, Tomsi menekankan pentingnya memperkuat koordinasi nasional dalam pengendalian inflasi, terutama di awal bulan. Hal ini mencakup pelaporan data harga yang akurat, penguatan kerja sama lintas instansi seperti BPS, Satgas Pangan, Kementerian Perdagangan, dan Bulog, serta keterlibatan aktif kepala daerah dalam memantau dan menjelaskan kondisi harga di masing-masing wilayah.
"Kepala daerah harus memiliki tanggung jawab penuh untuk menjelaskan kondisi harga di daerahnya secara jelas dan transparan," tegas Tomsi.
Ia juga menambahkan pentingnya menjaga semangat kebersamaan dalam menghadapi tantangan inflasi.
Pada kesempatan yang sama, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, memaparkan bahwa inflasi April 2025 secara month-to-month (m-t-m) tercatat sebesar 1,17 persen. Angka ini dipengaruhi oleh kenaikan tarif listrik dan lonjakan harga emas perhiasan yang mencapai 10,52 persen—tertinggi dalam 20 bulan terakhir.
Secara year-on-year (yoy), inflasi mencapai 1,95 persen, sementara secara year-to-date (ytd) atau kalender tahun sebesar 1,56 persen. Kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau turut menjadi penyumbang inflasi, khususnya dari komoditas seperti bawang merah, cabai merah, tomat, dan bawang putih.
"Inflasi kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga memiliki andil sebesar 0,98 persen, utamanya akibat berakhirnya kebijakan diskon tarif listrik bagi pelanggan pascabayar," ujar Pudji.
Meski demikian, terdapat beberapa faktor yang turut menekan laju inflasi, di antaranya diskon tarif layanan telekomunikasi selama periode mudik dan Hari Raya Nyepi. Selain itu, komoditas pangan seperti cabai rawit, daging ayam ras, dan telur ayam ras mengalami penurunan harga, memberikan efek deflasi pada kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan.
Rakor ini menjadi momentum penting untuk memperkuat sinergi pusat dan daerah dalam mengendalikan inflasi, demi menjaga stabilitas harga dan daya beli masyarakat di tengah dinamika ekonomi global. (yavid rp/hei)