Foto : Orangtua saat antarkan anaknya ke sekolah hingga pintu gerbang.(ist)

Isu Penculikan Anak di Kabupaten Tuban adalah Hoaks, Kepala Sekolah Beri Solusi

  • 02 February 2023 10:21
  • Heri S
  • Umum,
  • 946

Tubankab - Dalam kurun waktu sepekan terakhir, masyarakat digegerkan dengan adanya pesan berantai berisi penculikan anak di sekolah. Tak sekadar foto dan video, namun disertai voice note dengan narasi yang sangat mengkhawatirkan sebagian besar orangtua di Kabupaten Tuban.

Seperti yang beredar pada Rabu (01/02) kemarin. Isu adanya penculikan anak di sekolah taman kanak-kanak di dekat kawasan patung. Istilah patung di Kota Tuban selalu diidentikkan dengan bundaran patung Latda Sucipto. Ada beberapa sekolah yang ada di sekitar lokasi tersebut. Terdekat adalah SMPN 3 Tuban dan SD Bina Anak Sholeh. Sementara untuk jenjang TK, beberapa sekolah yang ada jaraknya cukup jauh.

Terkait informasi yang meresahkan tersebut, Kapolres Tuban AKBP Rahman Wijaya melalui Kasi Humas Iptu Jamhari memastikan bahwa informasi tersebut adalah tidak benar alias hoaks.

"Petugas di lapangan sudah melakukan penyelidikan dengan mengonfirmasikan ke beberapa TK dan dipastikan bahwa informasi tersebut adalah hoaks," terangnya.

Namun, karena hebohnya informasi yang tidak tahu sumber awalnya ini, tetap menjadi kekhawatiran bagi wali murid yang memiliki anak di sekolah yang dekat dengan seputaran bundaran patung, seperti TK Khairunas Tuban yang terbilang paling dekat.

Kepala Sekolah TK Khairunnas Tuban, Debby Perisai Maharani saat ditemui oleh reporter Diskominfo-SP, Kamis (02/02) mengungkapkan bahwa beredarnya kabar penculikan anak, beredar juga di grup kelas dan sekolah yang dipimpinnya.

“Mulai pagi ada share pesan tentang penculikan, banyak orangtua yang bertanya dan khawatir, tapi dia memastikan bahwa anak didiknya aman di sekolah,” terangnya.

Perempuan asli Latsari, Tuban ini mengatakan bahwa kepanikan orangtua mendengar informasi penculikan anak itu adalah wajar, apalagi ibu-ibu. Namun memang harus selalu berpikiran dingin agar tidak cepat panik.

“Kami di sekolah berusaha mengawasi anak sebaik mungkin, dengan adanya informasi seperti ini akan kami tingkatkan lagi untuk pengawasannya, mulai datang sampai pulang sekolah,” kata perempuan yang biasa disapa ustazah Debby ini.

Alumni PG PAUD Universitas Terbuka Surabaya ini menuturkan, untuk meminimalisir adanya potensi tindakan penculikan anak, orangtua hendaknya dapat melakukan beberapa hal, di antaranya menghindari penggunaan barang mewah untuk anak, seperti perhiasan maupun gadget yang bisa mengundang niat jahat orang lain.

Selanjutnya, orangtua bisa mengantar dan menjemput anak sendiri atau dengan orang yang sudah terpercaya. Selain itu, anak-anak juga bisa mulai diajarkan untuk tidak bertinteraksi atau menerima ajakan orang asing yang tidak dikenal.

“Jika dalam kondisi mendesak, ajarkan anak untuk meminta tolong dengan berteriak atau menangis sehingga mengundang perhatian orang-orang di sekitarnya,” jelasnya.

Ibu dua orang anak ini menambahkan bahwa perhatian dan pengawasan terhadap anak memang harus dilakukan setiap saat. Tidak hanya di sekolah, tapi juga di rumah serta dukungan lingkungan sekitar. Salah satu caranya adalah jika mengetahui adanya orang yang mencurigakan, untuk segera melaporkan.

“Dengan banyak yang mengawasi, Inshaallah anak akan aman d manapun berada,” tutupnya.

Sementara itu Dinas Kominfo Jawa Timur melalui akun media sosialnya mengajak masyarakat untuk berhenti menyebarkan berita hoaks dengan cara saring sebelum sharing atau menyaring informasi sebelum membagikannya kepada orang lain. Adapun cara yang paling tepat adalah mencari kebenaran informasi kepada instansi resmi atau yang berwenang. Selain itu juga bisa melalui beberapa kanal seperti klinikhoaks.jatimprov.go.id, komin.fo/inihoaks, cekfakta.com dan situs Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) di turnbackhoax.id atau melalui chatbot mafindo di nomor 0859-2160-0500. (dadang bs/hei)

comments powered by Disqus