Foto : Watinpres RI saat berdialog dengan petani. (mct)

Jaga Ketahanan Pangan, Watimpres RI Ajak Petani Gunakan Pupuk Organik

Tubankab - Anggota Dewan Pertimbangan Presiden RI, Dr. H. Soekarwo, SH., M.Hum., Menyambangi Kabupaten Tuban,  Selasa (05/09).

Mantan Gubernur Jatim tersebut diterima langsung oleh Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky, SE beserta jajaran. 

Pak De Karwo, sapaan akrab Soekarwo, berdiskusi perihal program ketahanan pangan dengan optimalisasi produksi pertanian di Kabupaten Tuban, utamanya jagung dan padi.

Usai berdiskusi bersama Mas Bupati dan jajaran, Soekarwo bersama rombongan, didampingi Kepala DKP2P dan pimpinan OPD lainnya, bertolak ke Desa Remen, Kecamatan Jenu untuk melaksanakan panen jagung di lahan seluas 250 hektare milik petani setempat.

Dalam kesempatan tersebut, Pak De mengatakan, ketersediaan pupuk untuk program pangan strategis sangatlah penting untuk menjaga ketahanan dan kualitas komoditas pangan. Dalam hal ini, Pak De Karwo mengajak petani Kabupaten Tuban untuk beralih menggunakan pupuk organik. Menurutnya, penggunaan pupuk organik tak hanya akan meningkatkan produktivitas pertanian di tanah air, tapi juga dapat menjaga tingkat kesuburan tanah.

“Tanah pertanian kita sudah kebanyakan pupuk kimia, akibatnya tanah tak lagi subur dan berakibat pada produksi pertanian yang tidak maksimal,” ucap Soekarwo.

Soekarwo meyakinkan, jika penggunaan pupuk organik lebih menguntungkan. Meskipun nantinya dalam uji coba tahun pertama akan ada penurunan produksi, namun di tahun kedua akan ada peningkatan. “Kalau di sini biasa panen 8 ton, kita targetkan bisa 10 hingga 11 ton per tahun, dengan pupuk organik,” ungkapnya.

Ia menambahkan, program penggunaan pupuk organik harus didampingi oleh program  peternakan. 

Menurutnya, Tuban sebagai salah satu lumbung padi nasional dan penghasil jagung terbesar di Jawa Timur, juga menjadi wilayah dengan populasi ternak sapi terbesar di Jawa Timur. Untuk itu, sangat cocok dijadikan kawasan pertanian ramah lingkungan. 

“Selain menggunakan, petani di sini sangat berpeluang untuk menjadi produsen pupuk organik juga,” ujarnya.

Soekarwo menyatakan, pada dasarnya para petani mau untuk beralih menggunakan pupuk organik, namun harus dicontohkan terlebih dahulu. Untuk itu, peran pimpinan daerah hingga lingkup kepala desa menjadi penting agar program ini berhasil. 

Ia menegaskan, 50 persen keberhasilan ditentukan oleh pimpinan sebagai pengambil kebijakan. “Pemimpin harus sabar mengajak petani untuk hijrah beralih ke pupuk organik," tutupnya. (nurul jamilah/hei)

comments powered by Disqus