JAGONGAN MATOH DAN NGOPI BARENG WAGUB, GUS IPUL : YANG BESAR JANGAN DIGANGGU, YANG KECIL HARUS DIBELA

Tubankab - Sedikitnya 600 peserta yang terdiri dari asosiasi dan pengusaha UKM di Kabupaten Tuban menghadiri acara ‘Jagongan Matoh’ episode ke-100 dan ‘Ngopi Bareng’ bersama Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf di Pendopo Krido Manunggal Tuban, Rabu (20/12).

Output yang kita inginkan dari jagongan matoh ini, yakni adanya kesadaran dalam melakukan bisnis yang benar dan baik, menambah pemahaman terkait digital marketing, dan juga mensinergikan antara program pemerintah dan pengembangan UKM di Tuban, serta melahirkan inovasi, kreativitas, dan proses percepatan pembangunan, khsusnya di bidang ekonomi,” ungkap Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Koperindag) Kabupaten Tuban Drs. Agus Wijaya, MAP.

Mantan Kepala Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Tuban ini menambahkan, acara ini sendiri akan diisi oleh pembicara, antara lain Dr. Suyoto Rais seorang pengusaha Jepang yang asli putra daerah Tuban, Wiwid Agung dari Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Tuban, serta, Ir. Farid Achmadi mantan Kepala Dinas Koperindag Kabupaten Tuban.

Sementara itu, Bupati Tuban H. Fatchul Huda dalam sambutannya menyampaikan, semua orang pada dasarnya ditakdirkan untuk sukses, sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Albaqarah huwal ladzi kholaqu lakum ma fil ardli jami’an. Artinya, Allah menciptakan bumi dan keseluruhannya adalah untuk kita.

Lebih jauh bupati yang juga seorang ulama ini menceritakan, 1500 tahun yang lalu, salah seorang tabi’in mengatakan, dari 10 pintu rezeki, di antaranya berasal dari perdagangan. Oleh karena itu, imbuhnya, hal tersebut merupakan kebenaran. Sebab, saat ini sumber-sumber untuk mengurangi pengangguran berasal dari UMKM.

“10 persen orang kaya di Indonesia adalah pedagang, kalau gubernur kaya tidak ada, apalagi wakil gubernur,” candanya.

Masih menurut bupati dua periode ini, untuk sukses harus berdasarkan teori bisnis, mencari kebutuhan, pemasaran dan memenuhinya. Sehingga, apabila ketiga kunci tersebut dapat terpenuhi, maka akan bisa kaya.

Lebih lanjut, Huda menuturkan, di Indonesia merupakan kesempatan empuk untuk berbisnis.Sebab, kebutuhan orang Indonesia sangatlah banyak, mulai dari kebutuhan pokok sampai kebutuhan sampingan.

Namun demikian, Huda juga menyampaikan, untuk saat ini Indonesia baru memiliki entreprenuer yang berjumlah kurang dari 2 persen dari jumlah penduduk, jauh di bawah dari negara-negara maju. Oleh karena itu, ia meminta agar ada tindak lanjut yang konkret dari apa yang disampaikan oleh pembicara pada event kali ini.

“Sepanjang pemkab ada payung hukum dan sesuai dengan kemampuan keuangan yang ada, kita bisa sinergikan,” janjinya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf yang menghadiri acara tersebut menyampaikan, dengan pesatnya kemajuan teknologi yang ada, masyarakat khususnya yang berjiwa dagang bisa mengambil dampak positif. Misalnya, imbuh wagub, bisnis online dan digital marketing.

“Memang dampak negatifnya juga ada, namun ini kita ambil yang positif untuk kebaikan,” lontar Gus Ipul, sapaan akrabnya.

Lebih jauh Gus Ipul mengatakan, dengan kemajuan teknologi yang pesat saat ini, pada dasarnya sudah membuka kesempatan yang selebar-lebarnya bagi semua orang untuk menjadi “pemenang”. Tak terkecuali, sambungnya, pedagang-pedagang yang ada di pinggir jalan.

“Kalau bisa difasilitasi sektor-sektor informal itu, saya kira akan sangat luar biasa,” kata Gus Ipul.

Ia mengungkapkan, UMKM merupakan penyelamat ekonomi yang ada di negeri ini, karena perusahaan-perusahaan besar hanya mampu menampung sekitar 10 persen dari keseluruhan tenaga kerja yang ada. Sedangkan, 90 persen sisanya terserap dalam UMKM.

“Ini suatu kekuatan kita yang luar biasa, pilar ekonomi kita dan harus didorong untuk menjadi pemenang. Yang besar-besar itu jangan diganggu, yang tengah difasilitasi dan yang kecil harus dibela. UMKM ini harus dibela,” jlentrehnya.

Di akhir sambutannya, Gus Ipul juga berpesan, untuk bisa terus berjaya dalam UMKM, maka harus memperhatikan kualitas produk yang dijajakan, target pemasaran, khususnya pasar dalam negeri. Jangan sampai pasar dalam negeri dikuasai oleh produk asing.

“Yang tidak kalah penting adalah kualitas SDM. Inilah yang kita harapkan bisa dibenahi. Saya merasa apa yang dilakukan Kabupaten Tuban sudah baik, dan kita perlu dukung dan tingkatkan,” pungkasnya. (nanang wibowo/hei)

comments powered by Disqus