Kemarau Panjang dan Kekeringan, BMKG Tuban Imbau Masyarakat Hemat Air
- 08 September 2023 15:40
- Yolency
- Kegiatan Pemerintahan,
- 838
Tubankab - Kepala Stasiun Meteorologi Kelas III Tuban Zem Irianto Padamana meminta masyarakat waspada terhadap dampak kemarau panjang yang terjadi tahun ini.
Menurut Zem, musim kemarau tahun ini lebih panjang dan lebih kering dari tiga tahun terakhir. Puncaknya di bulan Agustus hingga September, di mana udara sangat kering akibat pengaruh adanya El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD).
"Kondisi tersebut dapat memicu terjadinya kebakaran lahan, meskipun dengan pemantik cukup kecil, seperti puntung rokok misalnya,” ungkap Zem dalam siaran radio pada Program Ruang Redaksi Pradya Suara, Jumat (08/09).
Adanya Elnino dan IOD yang saling mempengaruhi, kata Zem, juga membuka peluang durasi kemarau lebih panjang. Elnino yang terjadi di samudera pasifik bagian tengah dan timur sejak Juli lalu, menarik masa udara untuk bergeser di wilayah tersebut. Elnino ini diperkirakan akan berakhir di awal bulan November mendatang. Sedangkan, IOD yang terjadi di Samudera Hindia, berpengaruh pada kurangnya curah hujan di wilayah Sumatera dan Jawa hingga Oktober.
“Kombinasi Elnino dan IOD memicu udara menjadi lebih panas dan kering,” imbuhnya.
Ia juga menegaskan, agar tidak memicu kebakaran terjadi, ia menyarankan masyarakat tidak membuang puntung rokok sembarangan, dan tidak melakukan pembukaan lahan serta kebun dengan cara membakar. Kondisi saat ini akan memperparah keadaan jika terjadi kebakaran, mengingat udara sangat kering dengan kecepatan angin cukup tinggi.
“Kami imbau agar benar-benar tidak melakukan apa yang saya sebutkan,” ucapnya.
Kondisi kemarau panjang juga akan berdampak pada keringnya sumber air. Untuk itu, Zem juga mengimbau masyarakat agar menggunakan air secara bijak dengan cara berhemat.
"Ayo mulai menghemat, karena prakiraan hujan turun di Kabupaten Tuban masih di bulan November dasarian ke dua,” tutupnya. (nurul jamilah/hei)