Foto : Bupati Tuban saat berikan sambutan dalam acara launching program bantuan modal usaha pipanisasi lahan pertanian. (mila)

Launching Program Bantuan Modal Usaha Pipanisasi, Bupati : Program Ini Merupakan Kolaborasi yang Luar Biasa

Tubankab - Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky, SE me-launching Program Bantuan Modal Usaha Pipanisasi Lahan Pertanian Hasil Kolaborasi Antara Baznas Tuban dengan Baznas Provinsi serta Pemdes di Desa Jatimulyo, Kecamatan Plumpang, Selasa (02/11).

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Kantor Kemenag Tuban Sahid, Sekda Tuban Budi Wiyana, Kepala Dinas Kominfo Arif Handoyo, Kepala Dinas PUPR Agung Supriyadi, Kepala Dinas Sosial dan P3A Eko Julianto, serta Kabag Umum, Protokol Komunikasi Pimpinan Setda Tuban Suwito.

Dalam kesempatan tersebut, Mas Bupati mengapresiasi program bantuan modal usaha pipanisasi untuk lahan pertanian tersebut. Menurut Mas Bupati, program ini merupakan kolaborasi yang luar biasa, antara Baznas Jawa Timur, Baznas Tuban, dengan Pemerintah Desa. 

Tak hanya itu, program tersebut juga dinilai memiliki dampak langsung dan berkesinambungan, di mana tak hanya untuk peningkatan hasil pertanian saja, akan tetapi bisa memberikan santunan kepada masyarakat miskin. “Ada 112 keluarga miskin yang nantinya akan mendapatkan santunan di setiap panennya, jadi ini sangat bagus,” katanya.

Mas Bupati juga memuji efektivitas program tersebut, dengan panjang 3000 meter, bisa menyalurkan air hingga ke 55 hektare lahan pertanian. Selain itu, juga kekompakan dari desa tetangga yang ikut mendukung program tersebut. “Ini jadi percontohan di desa lain, saling sinergi dan kompak untuk bisa menyelesaikan masalah hulu hingga hilir, saya sangat salut,” ungkapnya. 

Mas Bupati berharap, program tersebut dapat bermanfaat bagi warga sekitar utamanya para petani, yang mengaku hanya bisa panen satu kali dalam setahun akibat kesulitan air. Dengan adanya pipanisasi tersebut, ditargetkan petani bisa panen hingga tiga kali dalam setahun. “ Mudah-mudahan bisa berdampak pada pertumbuhan ekonomi juga bermanfaat untuk para petani dan masyarakat di Desa Jatimulyo, karena panennya bisa hingga 3 kali setelah ada pipanisasi ini,” ujarnya. 

Sementara itu, Ketua Baznas Tuban Siti Sarofah menjelaskan, program sharing antara Baznas Tuban, Baznas Provinsi dengan Pemdes Jatimulyo tersebut telah menghabiskan dana sebesar Rp 933.600.000. Rinciannya Rp 450 juta dari Baznas Tuban, Rp 200 juta dari Baznas Jawa Timur, dan Rp 283.600.000 melalui Anggaran Dana Desa (ADD) Desa Jatimulyo.

“Telah direalisasikan dalam bentuk pembangunan embung, pemasangan panel listrik, juga penanaman pipa sepanjang 3000 meter untuk mengairi lahan pertanian tadah hujan seluas 55 hektare,” jelentrehnya.

Sarofah juga mengungkapkan, dana zakat yang dikelola oleh Baznas menurut undang-undang tidak hanya disalurkan untuk program yang konsumtif saja, tetapi bisa untuk program produktif. Program bantuan modal usaha pipanisai untuk lahan pertanian tersebut, lanjut Sarofah, diikrarkan untuk 112 warga fakir miskin Desa Jatimulyo.

“Ada nilai sewanya, yaitu 5 persen zakat pertanian dari para petani penggarap dikumpulkan melalui unit penyaluran zakat, selanjutnya akan dikembalikan 70 persen untuk disalurkan ke warga fakir miskin di Desa Jatimulyo,” terangnya. 

Sarofah menambahkan, dalam upaya mendukung program Pemkab Tuban memberantas kemiskinan, Baznas berupaya semaksimal mungkin untuk menggali semua potensi zakat, infak, dan sedekah. Hasilnya, pendapatan zakat Kabupaten Tuban tertinggi di Jawa Timur.

“2020 terkumpul sebesar Rp 14,9 miliar dan merupakan penerimaan tertinggi se Jawa timur,” jelasnya.

Adapun Kepala Desa Jatimulyo Hartoyo mengungkapkan rasa senang dan terimakasihnya atas bantuan tersebut. Ia juga menyampaikan, jika para petani di Desa Jatimulyo, Kecamatan Plumpang menyambut baik peluncuran program pipanisasi tersebut. “Semua senang, program ini terealisasi,” ungkapnya.

Hartoyo menjelaskan, program ini akan sangat membantu petani dalam meningkatkan hasil panen dan kesejahteraan para petani. Sebelum adanya pipanisasi, kata Hartoyo, para petani biasanya melakukan swadaya untuk membuat sumur bor bawah tanah guna mengairi lahan persawahan.

“Saya harap, program pipanisasi ini bisa berjalan lancar dan berfungsi optimal bagi para petani, dan untuk masyarakat pada umumnya,” tandas Hartoyo. (nurul jamilah/hei)

Sumber : LPPL Tuban

comments powered by Disqus