LEPAS KKN UNIROW, BUPATI: ILMU TANPA APLIKASI, BAK POHON TANPA BUAH

Tubankab - Sebanyak 1.045 mahasiswa Universitas PGRI Ronggolawe (Unirow) Tuban dilepas oleh Bupati Tuban H. Fatchul Huda untuk melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Pendopo Krido Manunggal Tuban, Selasa (25/07). Para mahasiswa tingkat akhir tersebut akan disebar di 19 kecamatan yang ada di Tuban. Mereka akan melaksanakan kegiatannya di 45 desa, berkutat di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, kesehatan, serta lingkungan.

Bupati Tuban K.H. Fathul Huda menitipkan sejumlah pesan kepada para mahasiswa yang akan melaksanakan KKN. Menurutnya, semua mahasiswa harus memiliki sifat dan karakter untuk bisa sukses, yang pertama terang Huda, adalah berani dan santun. Hal ini, menurutnya, mengadopsi dari sifat dan karakter dari tokoh asli Tuban, Raden Ronggolawe. “Sesuai dengan nama universitasnya Ronggolawe, harus santun, jadi tidak usah demo-demo yang tidak perlu,” pinta Huda.

Selain santun, Ronggolawe diceritakan juga seorang yang pemberani, sehingga Huda mengajak seluruh mahasiswa untuk menjadi orang yang berani. Hal ini, lanjutnya, berkaitan dengan mega proyek yang ada di Tuban. Menurut bupati dua periode ini, jiwa berani harus ditanamkan, karena mega proyek yang ada di Tuban paling tidak membutuhkan 40.000 orang tenaga kerja.

“Harus berani, jangan berpikiran dan merasa tidak bisa kerjakan ini, tidak bisa kerjakan itu. Mulai sekarang tanamkan jiwa berani,” imbuhnya.

Masih menurut bupati asal Desa Talun, Kecamatan Montong ini, dengan KKN yang dilakukan oleh para mahasiswa, maka akan mengubah paradigma lama. Kelemahan pendidikan, jelasnya, masih berkutat di ilmu belum sampai di terapan. Sehingga, melalui KKN ini diharapkan mahasiswa bisa menerapkan ilmunya.

Di samping karakter santun dan berani, suami dari Qodriyah ini juga meminta agar para mahasiswa menanamkan jiwa entrepreneur, karena terkait perkembangan zaman saat ini. Untuk bisa menguasai dunia, sambung Huda, tidak cukup mengandalkan jiwa petani, namun jiwa entrepreneur juga dibutuhkan.

Selain apa yang sudah disebutkan, Huda juga mengajak mahasiswa untuk meniru Sunan Bonang. Hal ini, sambungnya, bukan tanpa alasan. Sebab, menurutnya, Sunan Bonang disebut juga Sultonul Auliya’ . Sebutan in diberikan karena Sunan Bonang merupakan sosok yang memiliki pengetahuan yang multi. Selain religi, lanjutnya, Sunan Bonang juga seorang budayawan. Berangkat dari fakta ini, mahasiswa diharapkan tidak hanya mengandalkan satu bidang ilmu. “Jadi semua itu dimiliki, dan yang paling penting terapan ilmu itu sendiri. Saya masih ingat waktu masih SD , al ilmu bila amalin ksyajahri bila kamarin, ilmu tanpa aplikasi seperti pohon yang tak punya buah. Ini yang harus dikoreksi bersama-sama, bagaimana pendidikan ini bisa ada ilmu-ilmu terapan,” tukas Huda. (nanangwibowo/hei)

comments powered by Disqus