Mewarisi Tradisi, Pemdes Bejagung Gelar Sedekah Bumi
- 04 August 2022 18:13
- Heri S
- Umum,
- 1559
Tubankab - Pemerintah Desa (Pemdes) Bejagung, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban menggelar tradisi manganan atau sedekah bumi yang dilaksanakan di area makam Sunan Bejagung Lor, Kamis (04/08).
Uniknya, dalam tradisi tersebut, sejumlah makanan ditaruh di tempat yang dinamai Jodang, dan dipikul oleh empat orang perangkat desa atau pamong. Mereka berjalan kaki dari balai desa sampai ke makam Sunan Bejagung Lor.
Tradisi tersebut dilaksanakan setiap tahunnya, di mana masyarakat desa setempat mempercayai tradisi turun temurun ini sebagai bentuk wujud rasa syukur.
Kepala Desa Bejagung Aang Sutan mengungkapkan, sedekah bumi atau manganan sudah dilakukan setiap tahun. “Bahkan dua tahun selama pandemi Covid-19, kami tetap melaksanakan, karena sudah menjadi tradisi turun menurun,” ungkap Aang.
Ia juga menjelaskan, makna dari tradisi sedekah bumi, yaitu wujud rasa syukur kepada Allah SWT karena telah diberikan kesehatan, rezeki, ketentraman dan kenyamanan.
Dalam pelaksanaannya, Aang memanfaatkan generasi muda setempat untuk masuk dalam kepanitiaan, tujuannya agar tradisi ini terus menerus dilakukan. “Agar generasi muda ini tahu bahwa tradisi manganan yang ada di Bejagung sudah menjadi turun menurun, yang nantinya mereka anak-anak muda yang meneruskan,” jelas Aang.
Tak hanya sedekah bumi, dalam rangkaian acara manganan ini, dilaksanakan pula pengajian, ziarah makam, berdoa bersama dan pengobatan gratis.
Sementara itu, di tempat yang sama, salah seorang warga Desa Bejagung, Yasmin (40) mengatakan, pada tradisi sedekah bumi, seluruh masyarakat Desa Bejagung harus membawa makanan berupa nasi, lauk pauk serta makanan hasil bumi.
“Kami bawa nasi dan lauk, kita kumpulkan di sini. Nanti dimakan bersama kruyuk-kruyuk mas,” cerita Yasmin kepada reporter Diskominfo-SP.
Selain membawa makanan, masyarakat juga membawa uang sedekah seikhlasnya. Menurut Yasmin uang tersebut dinamai dengan uang wajib atau uang selawat. “Duitnya nanti digunakan sebagai pemeliharaan makam,” tutup Yasmin. (achmad choirudin/hei)