DULU DIKENAL ‘DESA HITAM’, KINI GUWOTERUS SEBAGAI DESA WISATA BERBASIS SEDEKAH

Tubankab - Bupati Tuban H. Fathul Huda meresmikan Desa Guwoterus, Kecamatan Montong sebagai Desa Wisata Berbasis Sedekah, Rabu (27/12). Peresmian ini juga dirangkaikan dengan kegiatan Tuban Peduli Masyarakat Miskin yang termasuk dalam Rangkaian Hari Jadi Tuban Ke-724.

Kegiatan ini dihadiri Bupati dan Wakil Bupati Tuban beserta jajaran Forkopimda, Ketua Baznas Provinsi Jawa Timur, Baznas Tuban, Kepala OPD, camat dan perwakilan kepala desa se-Kabupaten Tuban, pimpinan perusahaan, instansi dan perbankan serta undangan lainnya.

Dalam laporannya, Asisten Pemerintahan Sekda Tuban, Achmad Amin Sutoyo menjelaskan bahwa tujuan diselenggarakannya acara Tuban Peduli Masyarakat Miskin adalah untuk meningkatkan rasa peduli terhadap masyarakat miskin oleh semua stakeholder yang ada di Tuban. Selain itu, lanjutnya, untuk dapat meningkatkan kerja sama dalam upaya mengurangi kemiskinan melalui penandatanganan komitmen dan MOU oleh stake holder terkait.

“Serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui penggalian potensi desa, di antaranya dengan peresmian Guwoterus sebagai desa wisata berbasis sedekah,” ujar Amin.

Desa Wisata Berbasis Sedekah yang disematkan untuk Desa Guwoterus, menurut Ketua Perkumpulan Pendekar Siaga, Chipnal Muchlip adalah karena dalam upaya mengangkat ekonomi anggota dan warga di Guwoterus. Setiap usaha dan kerajinan ataupun yang lain oleh masyarakat, selalu disisihkan untuk ‘tabungan akhirat’.

Tabungan itu dikumpulkan dan dihitung bersama menjelang puasa guna kepentingan kegiatan sosial. Dan saat ini telah terbentuk Unit Pengumpul Zakat (UPZ) yang sudah resmi di bawah naungan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Tuban.

“Bahkan, sekarang ini Desa Guwoterus didaulat menjadi percontohan pelaksana program Desa Produktif yang dibiayai dari Baznas Provinsi Jatim dan ditunjuk sebagai pelaksana program Zakat Community Development (ZCD) Baznas Jatim,” ujarnya dengan bangga disambut tepuk tangan undangan yang hadir.

Lebih lanjut Chipnal menuturkan bahwa ‘Pendekar Siaga’ sendiri merupakan gabungan empat perguruan silat di desa ini. Di antaranya, Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), IKS PI Kera Sakti, Margaluyu 151, dan Bunga Islam. Mereka bertugas menjaga keamanan lingkungan, menggerakkan kegiatan-kegiatan sosial, seperti membangun rumah warga miskin dengan dana dan tenaga murni dari masyarakat. Selain itu, menyiapkan tabungan akhirat di tiap-tiap rumah untuk kegiatan sosial, dan sekarang disibukkan dengan menggerakkan potensi ekonomi guna kesejahteraan bersama.

Bupati Tuban mengapresiasi peresmian ini. Bahkan menurutnya pemilihan tempat kegiatan ini sengaja dipilih bukan karena Guwoterus adalah desa terbaik di Tuban, melainkan karena Guwoterus adalah desa yang mengadakan reformasi moral. Jika di tahun ‘60an dikenal dengan desa ‘hitam atau gelap’ yang jauh dari nilai agama, tetapi dari hasil kunjungan ke lapangan beberapa saat yang lalu, hampir 99 persen warga di Guwoterus bisa salat. “Ini adalah wujud perubahan yang baik,’’ ujar Huda.

Untuk dapat berubah tentu ada beberapa hal yang harus ada, seperti adanya ‘motor’ yang menggerakkan. Selanjutnya adanya tindakan yang jelas dan bersama, dan yang tidak kalah penting adalah dibutuhkan keikhlasan dalam setiap tindakan dan menjadi ruh di dalamnya, serta dibutuhkan rasa syukur atas semua hasil yang didapatkan.

Program pengentasan kemiskinan tentu tidak bisa diselesaikan sendiri, walaupun di akhir tahun ini kemiskinan berkurang, tetapi masih dibutuhkan kerjasama semua pihak, “Kecamatan dan desa diharapkan selalu memiliki data yang valid, sehingga dapat dievaluasi, ada grafik yang jelas dengan target yang jelas pula, bukan lagi retorika tetapi ada langkah-langkah kongkrit,” tegas bupati.

Bupati juga mengingatkan kepada kepala desa untuk memiliki Inovasi sesuai dengan kondisi masing-masing, untuk anggaran DD, diharapkan diberikan porsi lebih untuk pemberdayaan di tahun 2018 nanti. Kepala desa juga diharapkan dapat mensosialisasikan BPJS kepada masyarakat. Saat ini sudah tidak berlaku lagi SKTM sehingga masyarakat harus terdaftar dalam BPJS.

Kepada Baznas, bupati dua periode ini memberikan apresiasinya, karena dapat membantu meringankan masyarakat dalam beberapa hal. “Baznas ini luwes, bisa membantu di luar anggaran APBD, untuk membantu masyarakat yang sakit, terkena bencana, untuk pemberdayaan masyarakat, dan lainnya,”ujarnya.

Bahkan dari target Rp. 6 milyar tahun ini, Baznas sudah berhasil mengumpulkan zakat sebanyak Rp. 6,8 milyar, dan ini diprediksi akan naik di 2018 nanti. “Semoga dapat lebih bermanfaat untuk masyarakat,” harapnya.

Dalam kegiatan Tuban Peduli Masyarakat Miskin ini dilaksanakan penandatanganan komitmen bersama penanganan kemiskinan antara Baznas dengan Ketua Forum CSR, Ketua AKD, Pendamping Desa, ADM. Perhutani KPH Tuban, Parengan, Jatirogo dan Kebunharjo serta MOU antara Baznas dengan Pemkab Tuban yang ditandatangani oleh Wakil Bupati Tuban, Ir. H. Noor Nahar Hussein, M.Si.

Dalam kegiatan ini juga diberikan beberapa bantuan, di antaranya rumah tidak layak huni, pembangunan sarana air, bantuan bibit jeruk untuk KRPL, modal usaha bergulir, beasiswa, kartu BPJS untuk 195 orang yang belum masuk PBI JKN, bantuan kepada fakir dan miskin. Selepas acara bupati beserta rombongan juga berkesempatan meninjau langsung hasil dari rehap rumah tidak layak huni yang dilakukan oleh pendekar siaga.(dadang setiawan/hei)

comments powered by Disqus