77 NAKER ASING, ‘BERCOKOL’ DI SEJUMLAH PERUSAHAAN

Tubankab – Tenaga kerja atau sumber daya manusia (SDM) lokal harus mampu bersaing dengan tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia pada umumnya, dan Tuban pada khususnya. Sebab, banyak tenaga kerja asing yang mempunyai cukup skill yang akan menempati posisi atau bekerja di sejumlah industri di Indonesia, sejak diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) atau pasar bebas Asean.

Kepala Bidang Hubungan Industri dan Pengawasan Ketenagakerjaan, pada Dinsosnaker Tuban, Slamet Widodo, saat ditemui mengatakan, bagi Indonesia, keberadaan MEA yang diringi dengan banyaknya tenaga kerja asing, menjadi babak awal untuk mengembangkan berbagai kualitas perekonomian di kawasan Asia Tenggara dalam perkembangan pasar bebas di akhir 2015. MEA, lanjutnya, menjadi dua sisi mata uang bagi Indonesia, “Satu sisi menjadi kesempatan yang baik untuk menunjukkan kualitas dan kuantitas produk serta sumber daya manusia (SDM) Indonesia kepada negara-negara lain dengan terbuka, tetapi pada sisi yang lain, dapat menjadi boomerang untuk Indonesia, apabila Indonesia tidak dapat memanfaatkannya dengan baik,” ungkap Slamet kepada wartawan di ruang kerjanya, Kamis (18/02).

Menurut Slamet, tenaga kerja asing yang berada di Kabupaten Tuban sendiri, rata-rata bekerja pada alat berat impor yang memang cara pengoperasiannya menggunakan tenaga ahli.“Secara prosedur mereka sudah memiliki visa kerja dan ijin dari kementerian tenaga kerja,”

Slamet menambahkan, ada 2 jenis ijin kerja yang harus diurus oleh perusahaan dengan menggunakan naker asing yaitu, rencana penggunaan tenaga kerja asing (RPTKA) yang masa berlakunya 5 tahun dan Ijin mempekerjakan tenaga asing (IMTA) yang masa berlakunya 1 tahun,

“Dari 77 naker asing tersebut, untuk tahun ini masih bisa dimungkinkan bertambah, tergantung situasi dan kondisi beberapa pabrik atau perusahaan yang membutuhkan tambahan alat berat dan pengoperasiannya menggunakan tenaga asing,” terang pejabat yang sudah mengabdi menjaid PNS selama 32 tahun ini.

Berdasarkan data yang dihimpun dari Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Kabupaten Tuban, keberadaan naker asing di Tuban berada pada posisi strategis di beberapa perusahaan besar di antaranya; PT. Holcim Indonesia, 5 orang (Canada, India, Rumania, Jerman dan Kolombia), PLTU Tuban 68 orang (67 China dan 1 Jerman), PT. Hai Xuan Jaya, 2 orang (China), PT. Hasil Laut Indah, 2 orang (China). total ada 77 Naker Asing.

Sementara itu, Wahyu Darmawan, selaku Kepala Biro Humas dan CSR, PT. Semen Indonesia saat dikonfirmasi mengatakan, PT. Semen Indonesia tidak ada tenaga kerja asing.” Kalaupun ada, biasanya hanya sebagai tenaga ahli yang dikontrak, sebagai tenaga kerja yang sifatnya temporer. Kami tetap menggunakan SDM lokal yang sudah terlatih dan kompeten,” akunya. (nul/hei).

comments powered by Disqus