Foto : Grafik laju inflasi tahunan Kabupaten Tuban. (ist)

Pemkab Tuban Berhasil Tekan Laju Inflasi Hingga 2,64 Persen di Akhir 2023

Tubankab – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban berhasil menekan laju inflasi hingga berada di angka 2,64 persen pada Desember 2023. Capaian tersebut merupakan hasil kerja keras seluruh stakeholders dan pihak terkait yang turut berkolaborasi menekan angka inflasi.

Demikian disampaikan Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Kabupaten Tuban Drs. Endro Budi Sulistyo, M.M., kepada awak media di ruang kerjanya, Selasa (09/01).

Meskipun demikian, lanjut Budi, Kabupaten Tuban tidak termasuk dalam 90 kota penghitung inflasi, sehingga pendekatan angka inflasi mengikuti metode mitra kota atau sister city dengan Kota Kediri.

Pendekatan tersebut, masih kata Budi, menggunakan Diagram Timbang Kota Penghitung Inflasi Nasional (DTKPIN), yang memiliki pola konsumsi yang hampir identik dan letak geografis yang berdekatan dalam satu provinsi. Selain itu, variabel-variabel lain yang menjadi pertimbangan melibatkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan jumlah penduduk.

Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Tuban, terungkap bahwa tingkat inflasi year-on-year (Y-o-Y) pada Desember 2023 mengalami penurunan yang signifikan jika dibandingkan dengan Desember 2022. Inflasi yang semula mencapai 5.76 persen pada Desember 2022 turun menjadi 2.64 persen. Pada saat yang bersamaan, angka inflasi pada Desember 2023 juga menunjukkan penurunan jika dibandingkan dengan November 2023, yang angka inflasi sebelumnya mencapai 3.06 persen, kini turun menjadi 2.64 persen.

“Pada tahun 2023 kemarin, memang angka inflasi di beberapa daerah dan di Kabupaten Tuban dapat dibilang fluktuatif,” terangnya.

Jika ditelusuri tingkat inflasi Y-o-Y sejak Januari 2023, data menunjukkan bahwa dari Januari hingga Desember 2023, tren penurunan terjadi pada grafik inflasi tahunan di Kabupaten Tuban (Sister City Kota Kediri). Semula mencapai 5.59 persen, namun tingkat inflasi tersebut berkurang menjadi 2.64 persen pada akhir periode tahun 2023.

Ketika ditanya faktor yang memengaruhi tingkat inflasi di Desember 2023, Endro—sapaan Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kabupaten Tuban—mengatakan bahwa inflasi pada periode tersebut dipicu oleh peningkatan harga beberapa komoditas pangan, termasuk cabai rawit merah, bawang putih dan gula pasir. Selain itu, faktor kenaikan harga barang menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024 juga turut berkontribusi pada tingkat inflasi.

“Tidak hanya itu, dengan adanya fenomena El Nino yang masih melanda tentu juga berdampak pada hasil produksi,” ujarnya.

Fenomena El Nino, seperti yang diketahui, dapat menyebabkan bencana kekeringan yang berlangsung dalam jangka waktu lama. Kondisi kekurangan air tersebut dapat menghambat pertumbuhan tanaman dan berdampak pada kualitas serta jumlah hasil panen komoditas pangan, sehingga menciptakan ketidakseimbangan antara ketersediaan dan permintaan yang berpotensi menyebabkan kenaikan harga.

Adapun mengenai angka inflasi Kabupaten Tuban (Sister City Kota Kediri) pada Desember 2023 yang sebesar 2.64 persen, imbuh Endro, angka ini menunjukkan tingkat inflasi yang lebih rendah daripada rata-rata inflasi gabungan 8 kota di Jawa Timur, yang mencapai 2.92 persen. Meskipun demikian, angka tersebut masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan tingkat inflasi nasional yang mencapai 2.61 persen secara tahunan (Y-o-Y).

Pihaknya berharap untuk tahun 2024, dengan sinergi yang telah diresmikan melalui Surat Keputusan Bupati, Tim TPID Tuban dapat terus menjalankan tugasnya dengan efektif dan berkolaborasi, serta menjaga keharmonisan bersama para stakeholders terkait.

“Dengan demikian, kita dapat mengendalikan tingkat inflasi di Kabupaten Tuban dan memastikan stabilitas harga serta pemenuhan kebutuhan masyarakat berjalan dengan baik,” tutupnya. (yavid rahmat perwita/hei)

comments powered by Disqus