Penggiat Budaya Tuban Lakukan Pendataan 10 OPK, Apa Saja ?
- 08 August 2022 17:11
- Heri S
- Umum,
- 4345
Tubankab - Penggiat budaya di Kabupaten Tuban melakukan pendataan pada 10 Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK) di Kabupaten Tuban yang sudah terverifikasi oleh Balai Pelestari Cagar Budaya (BPCB). Data OPK tersebut nantinya akan dilaporkan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
“Kami dapat tugas dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atau Ditjen Kebudayaan, salah satu tugasnya untuk memberikan informasi terkait semua program yang ada di pusat, misalnya tentang fasilitasi bidang kebudayaan (FBK),” terang penggiat budaya asal Tuban, Budi Cahyono saat ditemui di salah satu kawasan situs bersejarah di Tuban, Senin (08/08).
10 OPK tersebut, sebut Budi, meliputi tradisi lisan, manuskrip, adat istiadat, permainan rakyat, olahraga tradisional, pengetahuan tradisional (makanan dan minuman), teknologi tradisional, seni, bahasa, dan juga ritual khusus (ritus) serta satu jenis situs atau cagar budaya (CB).
Lebih jauh Budi menjelaskan, setiap tahun selalu ada FBK. Semua komunitas juga bisa mendaftar, tetapi ternyata sampai saat ini di Kabupaten Tuban belum ada info tentang peserta yang lolos.
Selama tahun 2021, kata Budi, sudah ada 1.153 OPK dan CB yang telah terdata dan dilaporkan ke pusat, sementara pada tahun 2022 di semester pertama sudah ada 173 OPK dan CB dari beberapa wilayah, khususnya di Kecamatan Semanding yang terkenal sebagai Kota Lama Kabupaten Tuban.
Budi mengakui, pada tahun 2020 tugas dari penggiat budaya kurang begitu efektif karena adanya pandemi Covid-19, dan pada 2022 ini juga telah ditetapkan peraturan baru. Mulai 1 Juli 2022, sambungnya, tugas penggiat budaya telah ditetapkan pada program kerja (proker) yang ada.
“Awalnya saya sengaja fokus pada Kecamatan Semanding, selain berkeliling ke daerah lain. Tetapi sesuai proker yang baru, tugas saya diawali dari pencarian 10 OPK dan 1 CB serta menyampaikan informasi kepada masyarakat dan komunitas di Kecamatan Parengan, Singgahan, Montong dan berlanjut hingga Semanding,” bebernya.
Ia mengaku, selalu berkeliling dari satu kecamatan ke kecamatan lain, akan tetapi banyak pengalaman menyenangkan dan seru yang dialami oleh penggiat budaya. Terlebih, banyaknya apresiasi ketika menemukan sebuah situs atau OPK baru dari masyarakat yang tidak akan bisa dinilai secara materi.
“Yang paling menyenangkan adalah ketika menemukan sebuah penemuan baru, baik berupa makanan unik atau situs baru yang bahkan orang Tuban masih jarang tahu. (m nahrus s/hei)