PERMASALAHAN DUNIA PENDIDIKAN KIAN RUMIT
- 18 July 2017 14:01
- Heri S
- Kegiatan Bupati dan Wakil Bupati,
- 1572
Tubankab - Kompleksitas pendidikan yang dihadapi setiap tahunnya selalu berbeda dan berubah. Sebab, berbagai tuntutan dunia pendidikan terus muncul. Namun dengan adanya kemajuan pendidikan, diyakini mampu mengangkat derajat kesejahtetraan masyarakat secara luas.
“Dengan pendidikan, nanti kita akan membangun karakter generasi penerus dan meningkatkan kualitas SDM, baik sebagai generasi muda bangsa, maupun yang mengisi jabatan strategis di negara kita ini,’’ kata Wakil Bupati Tuban Ir. Noor Nahar Hussein, M.Si saat memberi sambutan pada acara Halalbihalal Keluarga Pendidikan Kecamatan Tambakboyo di SMA Negeri 1 Tambakboyo, Selasa (18/07).
Noor tidak menutupi kenyataan jika beberapa waktu silam, dunia pendidikan disibukkan dengan permendikbud yang akan menerapkan full day school. Kendati ada permendikbud, sambung Noor, Pemkab Tuban juga memiliki otoritas untuk mengurus dunia pendidikan di lingkup wilayahnya.
“Kami tidak menolak dilaksanakannya permen tersebut, namun melihat kondisi dan realita dunia pendidikan kita saat ini, Pemkab Tuban beserta dinas pendidikan belum bisa melaksanakan permen tersebut,” ungkapnya.
Masih menurut wakil bupati dua periode ini, menilai tujuan dari permendikbud tersebut baik, namun demikian sebelum pelaksanaan full day schooll, mestinya memiliki syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi. “Kita masih menemui sarana dan prasarana pendidikan kita sangat minim, jauh dari kata sempurna,” beber Noor.
Noor menilai, paling tidak dibutuhkan fasilitas yang bisa digunakan untuk membangun karakter anak di sekolah. Hal ini disebabkan pembangunan karakter anak di sekolah menjadi tanggung jawab utama dari guru. “Kadang guru memfasilitasi dirinya sendiri saja tidak bisa, kalau ditambah sampai 8 jam, lalu apa yang mau kita gunakan untuk memfasilitasi. Ini yang jadi problem,” kata Noor.
Noor melanjutkan, jika mendikbud ingin menerapkannya, maka pihak daerah akan meminta tanggung jawab dari kementerian pendidikan untuk menyediakan fasilitas pendidikan yang memadai. Kalau hanya pendidikan karakter, terang Noor, anak-anak di sekitar Tambakboyo sudah menunjukan hal itu. Sebab, ketika selepas pulang sekolah, banyak dari mereka (anak sekolah) yang membantu kehidupan keluarganya. “Ini pendidikan karakter yang sangat luar biasa, anak-anak yang memiliki tanggung jawab akan sadar dengan sendirinya untuk membantu orangtua mereka,” puji Noor.
Selain menyinggung tentang full day schooll, Noor juga menyampaikan harapannya terkait nasib guru tidak tetap (GTT) dan juga beberapa guru yang belum menerima sertifikasi, mulai dari guru tingkat TK/Paud sampai SMA/SMK. “GTT/PTT kita masih banyak yang nasibnya tidak jelas, ada juga yang jelas nasibnya, sertifikasinya kadang telat,” imbuhnya.
Masih menurutnya, tidak dipungkiri saat ini SMK dan SMA otoritas berada di bawah provinsi. Kendati demikian, yang menjadi peserta didik tetap putra-putri daerah Tuban. Oleh sebab itu, wabup meminta kepada seluruh jajaran yang terlibat, serta pemkab untuk sadar akan tanggung jawab untuk meningkatkan dan memajukan kualitas pendidikan.
“Saya minta UPTD-nya sampai ke kepala sekolah, harus berkoordinasi dan komunikasi yang baik. Jangan langsung ambil kewenangannya saja, tetapi kebutuhan riilnya tidak bisa ditangani,” pintanya.
Selain mengajak instansi pemerintah untuk memperhatikan dunia pendidikan, Noor juga meminta kepada perusahaan-perusahaan besar yang ada di Tuban untuk turut memperhatikan hal ini, khususnya untuk Tambakboyo.
“Kita harus bisa maksimalkan keberadaan pabrik semen yang ada di sini, baik CSR-nya maupun kewajiban-kewajiban perusahan secara langsung,” pungkas Noor. (nanang wibowo/hei)