Petani Desa Sugihwaras Diperkenalkan Teknologi Drone, Ini Keuntungannya
- 11 September 2023 14:32
- Yolency
- Umum,
- 919
Tubankab - Para petani di Desa Sugihwaras, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban diperkenalkan teknologi drone untuk penyemprotan nutrisi, pestisida dan tebar pupuk granule, di area persawahan desa setempat, Senin (11/09).
Kegiatan yang dihadiri sejumlah Gapoktan, penyuluh pertanian, Kepala Desa, Ketua KTNA Tuban dan puluhan undangan lainnya itu untuk menyaksikan langsung demo teknologi drone pertanian.
Direktur Utama Kampoeng Tani, Imam Ma'arif dalam keterangannya mengatakan, pihaknya memperkenalkan sebuah teknologi pertanian, namun teknologi tersebut masih sangat mahal.
"Per unit drone ini rata-rata masih sekitar Rp 300 juta untuk yang reguler. Teknologi semahal itu kita konversi dengan otak atik model bisnis sehingga bisa murah dan diterima oleh lapisan masyarakat petani," ujar Imam.
Ia mengatakan, ini sifatnya sewa bukan investasi. Dengan nilai sewa hanya sekitar Rp 200 ribuan per hektare. Sehingga petani dapat mengaksesnya agar lebih efisien dan murah.
"Sebab fokus kita petani harus menemukan formula bagaimana mereka dapat budidaya yang murah, itu yang penting. Sehingga, PR saat ini mengefisiensikan biaya produksi," timpalnya.
Terkait kekhawatiran petani, ia pastikan bahwa drone ini bukan drone yang dipakai mainan. Drone ini dikeluarkan berbasis riset, baik produsennya maupun aplikatornya. Bahkan operatornya lulusan jurusan pesawat tanpa awak.
"Operatornya juga memiliki lisensi untuk menerbangkan drone, sebab tidak boleh menerbangkan drone tanpa lisensi," tegasnya.
Untuk mekanisme sewa drone pertanian ini, Imam sampaikan dapat melalui nomor 081131133321 dan ada tim yang akan survei, sebab sewa ini minimal 6 hektare demi efisiensi anggaran.
"Alat yang kita siapkan ada 3 unit drone dan kita komersialkan ," katanya.
Sementara itu, Kades Sugihwaras Kecamatan Jenu, Munir Maliki menyambut baik sosialisasi teknologi drone pertanian tersebut.
"Ada sekitar 120 hektare area persawahan di Sugihwaras yang dikelola Gapoktan dan akan mencoba teknologi ini," ungkap Munir.
Sebab, dari pengakuannya petani di desanya sering mengalami kerugian terkait biaya operasional petani.
"Kita sudah konsultasikan katanya dengan teknologi ini dapat menghemat hingga 50 persen biaya operasional petani," ujar Munir.
Harapan ke depan, atas nama petani ia berharap para petani dapat memperoleh keuntungan setiap panen atau setiap tahunnya.
"Sebab selama ini petani di desa ini mengalami kerugian atau tidak untung sama sekali, terkait biaya menggunakan cara manual," tandas Munir.
Terkait perbandingannya, ia terangkan jika memakai sewa jasa orang dapat mencapai minimal Rp 400 ribu per hektare dengan durasi sekitar 5 jam. Dan jika dibandingkan memakai jasa sewa drone ini hanya Rp 187 ribu per hektare dengan durasi sekitar 15 menit.
"Semoga ini bisa menjadi contoh untuk petani lainnya agar setiap petani dapat memperoleh keuntungan dan menghemat biaya operasional," pungkas Munir. (chusnul huda/hei)