Sekda Tuban : Penanggulangan PMK Perlu Libatkan Seluruh Stakeholder
- 14 January 2025 16:50
- Heri S
- Kegiatan Pemerintahan,
- 67
Tubankab-Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Tuban, Budi Wiyana, menekankan pentingnya pelibatan seluruh stakeholder dalam pengendalian dan penanggulangan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Tuban.
Hal ini disampaikannya dalam sambutan pembukaan rapat koordinasi pengendalian PMK di Ruang Rapat Dandang Watjono, lantai 1 Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Tuban, Selasa (14/01).
Selanjutnya, hal lain yang tidak kalah penting menurut Sekda Tuban adalah pemetaan wilayah. Pemetaan tersebut akan sangat membantu dalam mempersiapkan diri menghadapi PMK serta memberikan gambaran tentang wilayah yang berpotensi terkena dampak PMK.
Pemetaan tersebut, lanjutnya, memungkinkan pemerintah daerah mengambil langkah pencegahan dan penanggulangan yang tepat. Mulai dari antisipasi dan penanganan hewan yang terjangkit, vaksinasi, hingga pengawasan lalu lintas ternak.
“Intinya, yang sudah terpapar sebisa mungkin ditangani dan disembuhkan. Melakukan pencegahan lebih luas antara lain dengan sosialisasi atau edukasi, vaksinasi hewan, penyekatan, maupun penutupan pasar hewan. Semuanya harus disiapkan dengan baik,” tegasnya.
Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Kabupaten Tuban, Endro Budi Sulistyo, menyampaikan perlunya sosialisasi dan edukasi terkait kebersihan kandang. Hal ini mengingat PMK adalah penyakit infeksi virus yang bersifat akut dan sangat menular. Penyakit ini menyerang semua hewan berkuku belah/genap, seperti sapi, kerbau, babi, kambing, domba termasuk juga hewan liar seperti gajah, rusa dan sebagainya.
Selanjutnya, Endro, sapaannya, juga meminta kesadaran dan kerelaan semua pihak apabila nantinya diberlakukan penyekatan dan penutupan pasar hewan di Kabupaten Tuban. Kedua hal tersebut perlu dilakukan untuk mencegah dampak PMK yang lebih luas.
Pada kesempatan tersebut, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP2P) Kabupaten Tuban, Eko Julianto, melaporkan, saat ini, kasus PMK tersebar di 11 kecamatan dari 20 kecamatan yang ada. Adapun, capaian vaksinasi PMK tertinggi dilaporkan di Kecamatan Plumpang, sedangkan terendah di Kecamatan Jatirogo.
“Dari total 269.750 populasi hewan ternak di Tuban, tercatat 63 hewan ternak yang terjangkit PMK. Rinciannya, 60 dalam kondisi sakit, 2 mati, dan 1 ekor harus dipotong paksa. Tertinggi di Kecamatan Kerek dengan 35 kasus,” ungkapnya.
Dituturkan Eko Julianto, pada periode 2022-2023 jumlah kasus PMK di Tuban mencapai 9.667 (9.536 sembuh, 122 mati, 9 potong paksa). Kemudian, pada 2024, terdapat 523 kasus (486 sembuh, 35 mati, 2 potong paksa).
Ia mengatakan, beberapa kendala yang dihadapi dalam penanggulangan PMK antara lain keengganan peternak untuk memberikan vaksin pada hewan ternaknya, pengawasan lalu lintas ternak belum optimal, ketersediaan desinfektan untuk tindakan biosekuriti masih kurang, serta permasalahan anggaran.
“Oleh karena itu, kami akan melakukan upaya koordinasi dengan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dan Pusat terkait sinergi pengendalian PMK, mengoptimalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Tuban untuk kegiatan pelayanan kesehatan hewan terpadu, serta melakukan sinergi dan kolaborasi dengan berbagai lintas sektor,“ ucapnya.
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan pada Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Drh. Makmun, M.Sc, menyampaikan, PMK merupakan salah satu penyakit menular pada hewan yang paling ditakuti oleh semua negara di dunia. Penyebaran PMK pada hewan ternak berjalan dengan sangat cepat dan mampu melampaui batas wilayah negara dengan dampak yang luar biasa.
Upaya untuk melakukan pengendalian, penanggulangan, dan respon cepat terhadap kasus PMK di Indonesia dapat dilakukan melalui pengamatan, pencegahan, serta pengamanan produk ternak, juga strategi pengawasan dan identifikasi serta pemberantasan infeksi virus PMK pada hewan ternak. Selain itu, menjaga, merawat dan mengobati hewan-hewan ternak yang sakit dan belum sembuh.
“Pemberantasan wabah PMK dengan mencegah kontak antara hewan dan virus PMK, menghentikan produksi virus PMK oleh hewan yang sudah tertular, dan upaya untuk meningkatkan kekebalan hewan melalui tindakan vaksinasi. Karenanya, butuh kerja sama dari semua pihak terkait,” pungkasnya. (yeni dh/hei)