Seorang Waranggono Asal Tuban yang Tetap Survive di Tengah Gempuran Kesenian Modern
- 20 December 2022 10:28
- Heri S
- Umum,
- 4424
Tubankab - Salah seorang waranggono asal Tuban mampu survive di tengah gempuran kesenian modern. Meski bermunculan para pesaing dan seniman muda, ia tetap eksis menjalankan keseniannya.
Adalah Wantikah, salah satu legenda waranggono yang tetap menjaga eksistensinya dalam dunia seni budaya Jawa itu.
Saat ditemui, wanita paruh baya berparas ayu ini mengatakan, ia masih bisa melakukan pementasan 4 sampai 5 kali dalam sebulan. Bahkan, ia baru saja pulang dari kabupaten tetangga untuk melaksanakan pementasan, awal Desember kemarin.
Wantikah menuturkan, ia memulai karir dari usia 21 tahun. Bermula dari keikutsertaannya dalam aktivitas sang ayah yang merupakan ‘panjak’ (penabuh gendang) pada grup karawitan di kampungnya yang berada di Desa Wolutengah, Kecamatan Kerek, Tuban. Saat itu, dirinya menjadi wiraswara dan mendapatkan pujian dari pelaku seni lainnya. Hal tersebut semakin membulatkan tekad Wantikah untuk menjadi waranggono. Terlebih sedari kecil ia sudah tertarik dengan kharisma waranggono. Hingga saat ini Wantikah masih aktif menghibur masyarakat Kabupaten Tuban dan sekitarnya, dari pentas ke pentas.
Menurutnya, suka duka menjadi waranggono sudah dirasakan Wantikah sejak tahun 1990. Dimulai dari honor Rp 30 ribu sekali pentas. “Dulu Rp 30 ribu, sekarang sekali pementasan bisa dapat pemasukan Rp 4 hingga Rp 5 juta,” ungkapnya kepada awak media, Selasa (20/12).
Meski banyak hambatan, Wantikah tetap semangat untuk melestarikan kesenian Jawa. Ia mengatakan, dahulu seni tayub Tuban sering didapuk sebagai kesenian penerima tamu pemerintahan. Tak heran jika panggung pertama Wantikah terselenggara di Gedung Kesenian Budaya Loka. Sambil mengingat kenangan tersebut, Wantikah mengaku seiring dengan perkembangan zaman, banyaknya pilihan hiburan membuat tayub Tuban semakin minim peminat dan penerusnya.
“Dulu kami menjadi sajian utama dalam sebuah acara pemerintahan, tapi memang zaman sudah berubah ya mbak,” tutur Wantikah.
Untuk itu, Wantikah berharap ada perhatian khusus dari pemerintah dalam memfasilitasi pegiat seni tayub Tuban, seperti waranggono, supaya dapat berkumpul bersama. Sehingga, seni langen tayub bisa tetap lestari.
“Saya itu pingin ya, semua pegiat langen tayub Tuban itu kumpul bersama, kita uripkan lagi kejayaan tayup Tuban,” ucapnya. (adhinda/yulia/hei)