Foto : Tim TPID Tuban saat sidak di Pasar Bulu, Kecamatan Bancar. (yavid)

Sidak di Beberapa Pasar Tradisional, TPID Kabupaten Tuban Dorong Stabilisasi Harga dan Ketersediaan Bapokting Aman

Tubankab – Guna menstabilkan harga dan ketersedian barang kebutuhan pokok menjelang Idul Fitri 1445 Hijriah, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) bersama dengan Satgas Ketahanan Pangan melakukan inspeksi mendadak (sidak) di beberapa pasar di wilayah Tuban, Rabu (03/04).

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kabupaten Tuban, Endro Budi Sulistyo, mengatakan bahwa sidak tersebut dilakukan untuk memastikan stabilitas dan ketersediaan barang kebutuhan pokok dan barang penting (Bapokting) tetap terjamin dan terkendali hingga perayaan Hari Raya Idul Fitri 1445 yang akan berlangsung pada minggu kedua bulan April 2024.

“Kita pantau harga dan ketersediaan Bapokting di pasar tradisional dan pasar modern,” ujarnya, Rabu (03/04).

Selain melakukan pemantauan harga dan ketersediaan Bapokting, dikatakannya, dua tim yang sidak tersebut juga melakukan pemantauan ketersediaan BBM di SPBU, serta ketersediaan LPG di pangkalan LPG.

Adapun untuk Bapokting yang dipantau meliputi beras, jagung, bawang merah dan bawang putih, cabai, daging sapi, daging ayam, telur ayam, gula pasir dan minyak goreng.

Lebih lanjut, pada hari sidak pertama yang menyasar beberapa pasar di wilayah Kecamatan Bancar dan Tambakboyo, dilaporkan bahwa harga beberapa barang kebutuhan pokok, terutama beras, sedang stabil dan menurun. Menurut informasi yang dihimpun, harga beras medium saat ini berkisar antara Rp 13.000 hingga Rp 14.400 per kilogram, dibandingkan harga sebelumnya yang mencapai Rp 15.000 per kilogram. Penurunan harga beras tersebut juga terjadi pada beras premium.

Selain beras, telur ayam juga mengalami penurunan di pasar. Diketahui harga telur ayam sebelumnya yang mencapai Rp 29.000 per kilogram, kini turun menjadi sekitar Rp 26.000 per kilogram. Meskipun demikian, sebagian bahan pokok lainnya tetap stabil, meskipun ada sedikit kenaikan yang tidak terlalu signifikan pada minyak goreng, baik minyak goreng curah maupun kemasan. (yavid rahmat perwita/hei)

comments powered by Disqus