SOSIALISASI POLA ASUH ANAK, ANDAYATI : JANGAN BERI REMAJA WAKTU LUANG, TANPA KEGIATAN
- 20 February 2018 15:07
- Yolency
- Umum,
- 2101
Tubankab - Tim Penggerak PKK Kabupaten Tuban menggelar acara Sosialisasi Pola Asuh Anak dan Remaja (PAR) di gedung PKK, Kompleks Pendopo Kridho Manunggal Tuban, Selasa (20/02).
Kegiatan ini dihelat untuk memberikan pemahaman kepada orang tua tentang arti pentingnya pola asuh anak yang benar, sehingga dapat menjadi generasi yang tangguh, dan berakhlak mulia.
Wakil ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Tuban Andayati Noor Nahar Hussein yang mewakili ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Tuban Hj. Qodriyah Fathul Huda, membuka secara resmi acara tersebut sekaligus membacakan sambutan tertulis ketua Tim Penggerak PKK.
Dalam sambutannya, Andayati menegaskan, anak merupakan amanah dari Tuhan. Oleh karena itu pola asuh pada anak haruslah benar. Seperti, memberikan gizi yang baik, memberikan pendidikan, serta melindungi anak dari bahaya narkoba dan sisi negatif perkembangan teknologi.
“Dengan demikian, anak bisa menjadi pribadi yang mandiri, dan berakhlak mulia di kemudian hari,” ujar istri wakil Bupati Tuban ini.
Lebih jauh, Andayati juga menuturkan, keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama dalam setiap aspek kehidupan. Keluarga, sambungnya, adalah fase awal dalam membentuk generasi yang berkualitas, tangguh, potensial, dan bertanggungjawab atas pembangunan bangsa. Maka, dalam pola asuh anak diperlukan keterampilan teknis yang baik dan hangat dari orangtua, terutama ibu.
“Kehadiran anak-anak merupakan tanggungjawab orangtua, tetapi ibu adalah pendidik pertama bagi anak-anak kita,” lontar Andayati.
Pada acara yang mendatangkan 2 narasumber yang kredibel pada bidangnya, yakni Kasi Bina Masyarakat pada Kantor Kementerian Agama Tuban Muhamad Qosim dan Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos dan P3A) Menik Musahada, Andayati juga menyampaikan harapan kepada seluruh kader PKK, agar pengetahuan yang diperoleh dalam sosialisasi tersebut dapat dijadikan bekal dan pedoman dalam menindaklanjuti penyuluhan terhadap orangtua terkait pola asuh anak dan remaja di wilayahnya masing-masing.
Tak hanya membacakan sambutan tertulis dari istri Bupati Tuban, Andayati juga memberikan pernyataan pribadinya, di antaranya, pola asuh anak, atau dalam bahasa generasi mileneal dikenal dengan istilah parenting, merupakan program utama dan unggulan dari pokja 1 tim penggerak PKK Pusat.
“Jadi dari pusat memang untuk pokja 1 di seluruh Indonesia itu difokuskan kepada parenting, atau pola asuh anak sampai remaja,” ungkapnya.
Program unggulan ini, lontar Andayati, dalam setiap programnya menghendaki pembentukan manusia yang berkarakter. Untuk memperoleh hasil tersebut, terangnya, maka harus dimulai dari pola asuh anak.
Kaitannya dengan hal tersbut (karakter), Pemkab Tuban sangat mendukung dengan menerbitkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 6 Tahun Tentang Pendidikan Akhlakul Karimah. Selain dengan Perda tersebut, untuk pola asuh pada remaja, banyak dihidupkan kegiatan bernuansa olahraga. Hal ini terbukti dengan menjamurnya, lapangan voli dan revitalisasi lapangan sepak bola.
“Remaja itu kasih kegiatan yang banyak, jangan beri waktu luang tanpa kegiatan, karena provokator utama remaja adalah hand phone (HP),” kata Andayati.
Ia menilai, kecanggihan teknologi saat ini, selain membawa dampak yang positif, tidak sedikit juga dampak negatifnya bagi perkembangan remaja. Dengan banyaknya waktu luang para remaja akan dengan cepat mengadopsi apa yang didapat dari tekhnologi, baik yang positif maupun negatif.
Selain anak dan remaja, Andayati juga mengimbau kepada para orangtua agar lebih bijak dalam penggunaaan tekhnologi, khususnya telepon seluler. Pasalnya, era sekarang ini, orangtua hampir tidak bisa lepas dari telepon seluler. Bahkan, cenderung kurang memperhatikan perkembangan anak.
“Sekarang canggih sekali, ibu-ibu biasa koleksi film korea di dalam HP. Bahkan yang lebih canggih sekarang main game di telepon seluler. Saya mohon, kalau biasanya 24 jam sehari, dikurangi jadi 2 jam sehari saja, agar kita tahu perkembangan anak,” jlentreh Andayati panajang lebar. (nanang wibowo/hei).