Stan Batik Tuban di Pameran Batik Bojonegoro Dibanjiri Pengunjung
- 07 June 2024 23:17
- Heri S
- Kegiatan Pemerintahan,
- 307
Tubankab - Hingga hari ke-2 pelaksanaan Pameran Pekan Batik Daerah, Budaya Bangsa, stan Kabupaten Tuban dibanjiri pengunjung. Jumat (07/06).
Acara yang diselenggarakan di Alun-alun Bojonegoro mulai tanggal 5 hingga 8 Juni 2024 ini menjadi kesempatan bagi pengrajin Kabupaten Tuban untuk menunjukkan taringnya.
Srinah, salah satu pengrajin batik asal Desa Margorejo, Kecamatan Kerek pun panen uang, karena seluruh dagangan yang ia bawa laris manis diserbu pembeli. “Alhamdulillah, nggak pernah sepi. Dua hari ini sampai malam ini sudah laku lebih dari 450 pcs, dengan omzet lebih dari Rp 35 sampai Rp 40 juta,” ungkapnya pada reporter Diskominfo-SP.
Stan Kabupaten Tuban memang tidak pernah sepi pengunjung. Kebanyakan mereka memburu daster, atasan, baju anak berbahan kaos, serta udeng. Tak hanya itu, kain batik motif khas Tuban juga jadi primadona. “Yang kain harga 200 dan 300 laris juga mbak,” ucapnya.
Ia merasa senang, sebab produk asli Tuban tersebut banyak digemari. Ia berharap, dengan adanya pameran tersebut, gaung batik Tuban semakin terdengar nyaring di nusantara. “Yang beli kan dari mana-mana, jadi semoga batik Tuban makin terkenal,” sambungnya.
Sementara itu, salah satu pengunjung stan Kabupaten Tuban, Efi mengaku tertarik membeli batik Tuban karena sudah banyak dikenal. Ia mengakui, jika batik Tuban memiliki motif khas yang berbeda dengan daerah lain. Ia pun bergegas membeli daster motif batik untuk menambah koleksi di rumah. Bahannya yang adem, corak yang unik dan enak dipakai menjadi alasan utama. Perempuan asal Bojonegoro ini merasa beruntung, Tuban membuka stan dalam pameran kali ini. Dengan begitu, dirinya tak perlu pergi ke Tuban untuk membeli. “Saya memang suka banget sama batik Tuban, apalagi yang bahan kaos. Bahkan kalau ke Sunan Bonang, nggak afdol kalo nggak beli,” ujarnya.
Di kesempatan yang sama, Kabid Perindustrian Dinas Ketenagakerjaan dan Perindustrian (Disnakerin) Kabupaten Tuban Eryan Dewi Fatmawati menjelaskan, keikutsertaan Kabupaten Tuban dalam Pameran Pekan Batik Daerah, Budaya Bangsa di Bojonegoro adalah sebagai sarana promosi dan tes pasar. Menurutnya, dengan ikut pameran, para pengrajin dapat mengetahui mana produk yang marketable. Hal ini penting, agar para pengrajin dapat meningkatkan kualitas dari produksi barang yang dijual, serta menambah pendapatan mereka. “Selain promosi kita juga mau cek pasar, biar tahu, jenis produk mana yang paling diminati oleh pasar,” jelasnya.
Pihaknya mengajak 4 pengrajin batik asal Kecamatan Kerek dan Semanding untuk menjajakan dagangannya. Eryan menambahkan, dalam jangka panjang, saat ini Disnakerin tengah menyiapkan formula untuk upaya pengusulan HKI IG (Hak Kekayaan Intelektual Indikasi Geografis) Tenun Batik GedogTuban.
HKI IG merupakan strata yang paling tinggi dan diakui secara internasional. HKI IG tenun batik Tuban ini mendapatkan atensi dan pengawalan dari kementrian perindustrian dan Kanwil KumHAM Jatim secara langsung.
Beberapa formulasi yang harus dilakukan untuk bisa mendapatkan pengesahan dari kemenkumham adalah adanya dokumen proposal IG, lalu rekomendasi bupati terkait dukungan pengajuan HKI. Kemudian SK MPIG /kelompok masyarakat pengguna IG, dan pengesahan wilayah IG. “Dalam hal ini Kecamatan Kerek, karena sudah ada sentranya dan berjalan dengan baik, ” tutur Eryan.
Jika syarat-syarat tersebut telah dikirim, sambungnya, maka Tuban akan menjadi kabupaten pertama di Jawa Timur yang memiliki IG non-produk pertanian. Ia berharap dapat segera melengkapi apa yang kurang. “Semoga proses ini cepat selesai. Mari kita terus masif promosi batik kita, agar semakin dikenal luas dan digemari,” tutupnya.
Diketahui, Pameran Pekan Batik Daerah, Budaya Bangsa, merupakan event yang diselenggarakan oleh Pemkab Bojonegoro. Bertema "Batikmu Batikku Batik Kita Semua", terdapat lebih dari 80 stan UKM dari berbagai kabupaten/ kota di Jawa Timur yang mengikuti pameran. Dalam acara tersebut juga diselenggarakan lomba fashion batik dan Tuban mengirim 2 delegasi. (nurul jamilah/hei)