UNBK dan USBN, Wabup : Pelaksanaannya Lancar, Tetapi Fasilitas Berbeda Jauh
- 24 April 2019 16:36
- Heri S
- Kegiatan Bupati dan Wakil Bupati,
- 599
Tubankab - Memasuki UNBK dan USBN hari ke-3, Wakil Bupati Tuban Noor Nahar Hussein kembali melaksanakan pemantauan di beberapa sekolah SD/MI dan SMP serta Madrasah Tsanawiyah yang ada di Kecamatan Rengel dan Plumpang, Rabu (24/04).
Beberapa sekolah yang dikunjungi Wabup adalah MTS Alhidayah Kesamben Kecamatan Plumpang. Terdapat 63 siswa yang mengikuti UNBK tahun ini. Diketahui, dari 63 siswa hanya tersedia 22 komputer. Oleh karena itu, ujian pun harus dibagi menjadi 3 sesi.
Wabup Noor Nahar Hussein mengatakan, usai meninjau langsung pelaksanaan UNBK di sekolah swasta tersebut, menurutnya dari segi infrastruktur masih jauh dengan sekolah negeri. Untuk itu Pemkab akan berusaha memberikan bantuan fasilitas penunjang, seperti komputer kepada MTs tersebut. Begitu pun dengan MTs Sumberagung, Plumpang yang sebelumnya juga dikunjungi oleh Wabup. “Pelaksanaannya memang lancar semua, baik swasta maupun negeri, tetapi untuk masalah fasilitas jelas berbeda jauh, seperti komputer ini masih kurang,” jelas Wabup.
Wabup mengatakan, meskipun kewenangan ada di bawah naungan Kementerian Agama, tetapi Pemkab akan mencari jalan keluar serta bertanggungjawab. Dana bisa dialokasikan melaui dana hibah dari APBD. “Kami akan cari jalan keluarnya, meskipun ini sebenarnya kewenangan Kemenag, tetapi kita bisa alokasikan dari dana hibah,” tegas Wabup.
Wabup menambahkan, UNBK dilakukan dengan tujuan untuk melakukan pemetaan, akan tetapi standarisasi dari setiap sekolah, khususnya swasta masih jauh berbeda. “Yang masih tertinggal ya dari segi prasarananya, kita tidak bisa memungkiri itu,” katanya.
Lebih lanjut Wabup juga mengatakan, secara keseluruhan pelaksanaan UNBK di Kabupaten Tuban berjalan dengan lancar, dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. “Sudah banyak perbaikan, jadi tahun ini lebih bagus dan lebih lancar,” katanya.
Dalam kunjungan kali ini, Wabup juga menyinggung masalah pemberlakukan sistem zonasi. Wabup mengatakan, jika sistem zonasi sekolah yang diberlakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) masih perlu standarisasi.
Wabup menjelaskan, persebaran guru serta prasarana yang belum terstandarisasi membuat banyak siswa berprestasi yang berkesempatan untuk melanjutkan ke sekolah favorit terhambat atau memiliki kesempatan kecil, sebab adanya sistem zonasi.
“Kemendikbud harus mengakui jika sebaran guru yang memiliki kapabilitas tinggi belum merata, begitu pun dengan infrastruktur penunjang pendidikan lainnya. Masih ada kesenjangan yang kentara,” terang Wabup.
Meskipun tujuan zonasi memang sangat bagus, yaitu pemerataan, akan tetapi harus ada pemerataan infrastruktur dan tenaga didik berkompeten terlebih dahulu, sebelum sistem ini diberlakukan.
Meski begitu, dalam kesempatan tersebut Wabup memberikan motivasi kepada para siswa agar tidak berkecil hati jika diterima di SMA manapun.
Faktanya, ujar Noor, di mana sekolah harus mengutamakan anak asli daerah tersebut membuat banyak siswa dari luar kota kesulitan untuk bisa bersekolah di sekolah favorit yang ada di kota, seperti SMAN 1 Tuban.
Wabup memberikan motivasi kepada para siswa bahwa mencari ilmu bisa di sekolah mana saja. Wabup juga meminta para guru untuk juga memberi semangat kepada siswa-siswinya agar terus optimis dalam belajar. (nurul jamilah/hei)