Foto : Kalaksa BPBD Tuban, Sudarmaji (tengah) turun lapangan saat penanganan banjir Parengan. (agus)

BMKG Juanda Keluarkan Peringatan Dini, BPBD Tuban Harap Masyarakat Waspada

Tubankab - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem yang diperkirakan melanda wilayah Jawa Timur hingga 29 Desember 2024. Cuaca ekstrem ini dapat memicu berbagai bencana hidrometeorologi seperti hujan lebat, banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, hingga hujan es.

Menanggapi rilis dari BMKG Juanda, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tuban, Drs. Sudarmaji , MM., meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan perihal cuaca ekstrem yang menerpa wilayah Jawa Timur, termasuk Kabupaten Tuban. Masyarakat dan instansi diminta tetap waspada terhadap dampak yang ditimbulkan oleh cuaca ekstrem ini. Wilayah dengan topografi curam diminta untuk ekstra hati-hati terhadap potensi longsor.

Mengacu pada kejadian terdahulu, lanjut Sudarmaji, pihaknya memberi atensi lebih pada potensi bencana banjir bandang. Mengingat beberapa waktu lalu, sempat terjadi banjir bandang yang terjadi di beberapa kecamatan, di antaranya Rengel, Kerek, dan Montong.

Lebih lanjut, BPBD Tuban juga terus memantau wilayah yang berada di tepian  Bengawan Solo. Wilayah Parengan, Soko, Rengel, Plumpang, dan Widang menjadi daerah yang sering terdampak banjir apabila debit air Bengawan Solo meningkat. BPBD Tuban terus berkoordinasi lintas sektoral termasuk BBWS dan pihak lain untuk memantau kondisi terbaru pada titik pengukuran. Seperti di Bendungan Gajah Mungkur, Bendungan Karangnongko, Bendungan Gerak Bojonegoro dan Bendungan Gerak Babat.   

Masyarakat yang tinggal di tepian sungai lain juga diminta berhati-hati karena cuaca dapat berubah sangat cepat. Kondisi tersebut berpengaruh pada kondisi air sungai yang bisa saja meluap sewaktu-waktu. “Sebagai contoh, sungai avour Jabon di Desa Jadi yang meluap menyebabkan banjir di Desa Sumurgung, Kecamatan Tuban dan Mandirejo, Kecamatan Merakurak,” jelasnya.

Di samping itu, terjadinya angin kencang juga patut mendapat perhatian. Masyarakat diminta waspada saat melintas di wilayah yang terdapat pepohonan. Sebisa mungkin untuk tidak berhenti di bawah pohon, apalagi pohon tersebut tampak tua dan berpotensi roboh.

Kalaksa BPBD Tuban menambahkan upaya pencegahan dini bukan untuk menakut-nakuti, namun untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat. Dengan memiliki bekal pengetahuan tentang mitigasi bencana diharapkan dapat mencegah dan mengurangi terjadinya dampak yang ditimbulkan akibat bencana. “Tentu kita tidak menginginkan hal buruk terjadi, karena ini adalah sebagai upaya mitigasi bencana,” tandasnya. Kendati demikian, personel BPBD selalu disiagakan lengkap bersama alat pendukung. (m agus h/hei)

comments powered by Disqus