Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tuban Konsisten Naik, Ini Buktinya
- 01 August 2024 18:19
- Heri S
- Kegiatan Pemerintahan,
- 827
Tubankab – Pemkab Tuban yang dinahkodai Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky, SE., terus mendorong pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Tuban. Sejumlah paket kebijakan dan program kerja dijalankan guna mempercepat gerak roda perekonomian.
Ikhtiar yang ditempuh Pemkab Tuban membuahkan hasil manis. Berdasarkan rilis dari Badan Pusat Statistik (BPS) Tuban, pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Tuban tahun 2023 mengalami peningkatan sebesar 4,36 persen.
Kepala BPS Tuban, Andhie Surya Mustari mengungkapkan perekonomian Kabupaten Tuban tahun 2023 diukur berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Adapun besaran PDRB Kabupaten Tuban tahun 2023 mencapai Rp 81.860,06 miliar. Jumlah tersebut mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 2022 yaitu Rp 75.187 miliar maupun tahun 2021 sebesar Rp 65.911 miliar.
“Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan, ekonomi Kabupaten Tuban tahun 2023 dibandingkan tahun 2022 mengalami pertumbuhan sebesar 4,36 persen,” ungkapnya, Kamis (01/08).
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tuban, lanjut Andhie, lebih baik apabila dibandingkan dengan Kabupaten tetangga. Pada tahun yang sama, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lamongan sebesar 4,28 persen dan Kabupaten Bojonegoro sebesar 2,47 persen.
Andhie Mustari menjelaskan struktur perekonomian Kabupaten Tuban tahun 2023 dari sisi produksi didominasi oleh lapangan usaha Industri pengolahan sebesar 30,69 persen. Selanjutnya, diikuti oleh lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 18,50 persen; perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 14,12 persen; konstruksi sebesar 11,05 persen, pertambangan dan penggalian sebesar 9,08 persen serta informasi dan komunikasi sebesar 5,29 persen.
Lebih lanjut, pertumbuhan terjadi pada semua lapangan usaha. Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah transportasi dan pergudangan sebesar 10,60 persen serta jasa lainnya sebesar 10,51 persen.
Menurutnya, mobilitas penduduk yang meningkat seiring dengan membaiknya perekonomian setelah mengalami kontraksi akibat pandemi pada tahun 2020-2021 mampu memberikan multiplier effect pada beberapa sektor ekonomi.
Andhie Mustari mengatakan membaca pertumbuhan ekonomi tidak bisa dilihat dari pertumbuhan sekarang dibandingkan tahun sebelumnya. Misalnya, pada 2023 tercatat pertumbuhan 4,36 persen, sedangkan 2022 sebesar 8,88 persen.
‘’Membacanya bukan turun, tapi sedikit melambat. Pembacaannya tetap tumbuh dari PDRB tahun sebelumnya. Hanya saja tidak sebesar 2022,’’ jelas dia. (m agus h/hei)