SOSIALISASI PENGURANGAN RISIKO BENCANA, JOKO : KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT RENDAH
- 17 April 2017 14:12
- Yolency
- Kegiatan Pemerintahan,
- 444
Tubankab – Pemerintah Daerah Kabupaten Tuban melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tuban menyelenggarakan Sosialisasi Pengurangan Risiko Bencana di Kabupaten Tuban Tahun 2017 dengan tema Menuju Tuban Bumi Wali Yang Tangguh, Berkelanjutan dan Sejahtera, di Gedung Korpri, komplek Pendopo Krido Manunggal Tuban, Senin (17/04).
Sosialisasi yang diikuti oleh 100 peserta ini bertujuan untuk membangun kesadaran bersama, membangun dialog dan mengembangkan jejaring antar pelaku pengurangan risiko bencana, serta sebagai ajang pembelajaran bersama bagi pelaku pengurangan risiko bencana di Kabupaten Tuban.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tuban, Joko Ludiyono menyampaikan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) memiliki kondisi geografis, geologis, heterologis dan demografis yang memungkinkan terjadinya bencana, baik yang disebabkan oleh faktor alam, non-alam dan manusia yang menyebabkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan hidup, kerugian harta benda dan dampak psikologis yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat pembangunan.
“Namun demikian, tindak kesiapsiagaan masyarakat Indonesia dalam menghadapi bencana masih rendah dan masih belum memiliki budaya sadar bencana,” imbuh Joko.
Menurut Joko, kurangnya pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap karakteristik bencana dan risikonya, kurangnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi ancaman yang terjadi di sekitarnya, dan belum adanya pelatihan secara terpadu dan periodik, menjadi tantangan bagi BPBD Tuban untuk meningkatkan pemahaman dan komitmen para stakeholder dan komunitas relawan dalam mendukung gerakan pengurangan risiko bencana di Kabupaten Tuban.
Sementara itu, Wakil Bupati Tuban Noor Nahar Hussein memaparkan bahwa menurut kajian risiko yang telah dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Nasional di Tahun 2013, nilai indeks risiko bencana di Kabupaten Tuban mencapai angka 175. Bahkan, Kabupaten Tuban menempati urutan 145 dari 496 kabupaten/kota se Indonesia yang berstatus rawan bencana.
“Artinya,Tuban termasuk salah satu wilayah yang mempunyai risiko bencana yang cukup tinggi,” terangnya.
Dari tahun ke tahun, lanjut Noor Nahar, bencana yang terjadi terus meningkat. Ada berbagai ancaman bencana yang sering melanda Kabupaten Tuban, baik bencana alam maupun bencana non-alam. Saat ini, bencana yang bersifat hydrometeorologi lebih sering terjadi. Hal ini dikarenakan wilayah Kabupaten Tuban secara geografis dilalui oleh Bengawan Solo. Maka dari itu, setiap tahun Kabupaten Tuban mengalami bencana banjir.
“Hampir 80 persen merupakan bencana hydronicmeteorologi yang terkait dengan air dan cuaca. Kecenderungan ini akibat anomali iklim secara global,” pungkas Noor Nahar. (fu/hei)