SULITNYA MEMBINA ANAK-ANAK JALANAN

Tubankab - Meski banyak menemukan kendala, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban terus berupaya memberdayakan anak jalanan (anjal) ataupun anak terlantar (antar).

“Kami tak letih memberikan pembinaan sosial dan pelatihan keterampilan,’’ ujar Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Tuban Drs. Minto Ichtiar saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Selasa (14/03).

Data dari Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Tuban menyebutkan, sampai dengan 2016 jumlah anak terlantar di Tuban menembus angka 5.000. Untuk kategori anak usia 6-18 tahun sebanyak 4.988, sisanya sebanyak 12 merupakan balita, usai 0-5 tahun.

Dia menjelaskan, setiap tahun pihaknya mengirim 30 orang untuk memberikan pembinaan dan pelatihan, sedangkan yang terjun langsung ke masyarakat sebanyak 25 orang. Di samping itu ada program lain, namun dua hal itu yang bersentuhan langsung.

Meski sudah sering kali menangani anjal ataupun antar, pihaknya juga masih sering menghadapi kesulitan. Pasalnya, mereka tidak mau ketika dilakukan pembinaan dan pelatihan dengan berbagai alasan yang diajukan.

“Terkadang menjengkelkan juga menghadapi anjal, sebab mereka tidak ada yang mau diajak pelatihan dengan berbagai alasan yang dibuat-buat, seperti tidak boleh sama orangtuanya,’’ dalihnya.

Selama ini, lanjut Minto Ichtiar, pihaknya sudah sering kali melakukan survei ‘markas’ anjal dan anak jalanan. Salah satunya di kawasan Pasar Sore. Di tempat tersebut, sejumlah anjal juga pernah diajak untuk dibina dan diberikan pelatihan. Kadang, jarang yang bersedia.

“Memang harus sabar menangani anjal, dan tidak boleh dilakukan upaya paksa, harus persuasif,” tutur ayah satu orang putri ini.

Dia juga berharap, masyarakat hendaknya ikut peduli. Sebab, yang dibutuhkan anak terlantar dan anjal pada dasarnya masalah perhatian. “Jangan hanya dibebankan kepada permintah, tapi masyarakat juga harus peduli,’’ tutup ayah dari Danisah ini. (nng/hei)

comments powered by Disqus