Foto : TPID Tuban saat ikuti rakor pengendalian inflasi dan sertifikasi halal. (ist)

TPID Tuban Ikuti Rakor Pengendalian Inflasi dan Sertifikasi Halal

Tubankab – Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Tuban mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi secara daring dari Ruang Rapat Soedjono Putro Sekretariat Daerah Kabupaten Tuban, Selasa (04/03).

Menteri Dalam Negeri, M. Tito Karnavian, memimpin agenda nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri, dengan fokus pada dua isu utama, yakni strategi pengendalian inflasi serta percepatan sertifikasi halal. Kedua topik ini dipandang sebagai upaya strategis untuk memperkuat daya saing produk Indonesia di kancah global.

Dalam kesempatan tersebut, Mendagri menegaskan bahwa sertifikasi halal tidak hanya menjadi kewajiban agama, tetapi juga strategi ekonomi nasional. Dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi besar dalam industri halal. Namun, saat ini ekspor produk halal Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara non-Muslim seperti Brasil dan India.

“Sebanyak 87,2 persen masyarakat kita lebih memilih produk bersertifikat halal. Ini menunjukkan pentingnya sertifikasi halal dalam meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar global,” ujar Tito Karnavian.

Selain membahas sertifikasi halal, rapat koordinasi juga menyoroti tren inflasi nasional. Purnawirawan Polri itu menyebut inflasi year-on-year (y-o-y) pada Februari 2025 mengalami deflasi sebesar -0,09 persen, menurun dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat 0,76 persen. Penurunan ini dipengaruhi oleh kebijakan subsidi listrik dari Presiden Joko Widodo selama Januari dan Februari. Meskipun program subsidi telah berakhir pada Maret, pemerintah akan menggulirkan kebijakan lain, seperti diskon tiket pesawat hingga 14 persen.

Sementara itu, Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Indonesia, Haikal Hasan, menyoroti potensi industri halal yang mencapai nilai Rp 20.640 triliun pada 2024. Namun, Indonesia baru menguasai sekitar 3,2 persen dari pasar tersebut.

“Mari tertibkan sertifikat halal, libatkan pendamping, penyelia, juru sembelih halal, serta auditor di daerah masing-masing agar kita bisa berkontribusi menuju pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen,” ujarnya.

Selanjutnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti juga melaporkan tren harga sejumlah komoditas. Ia menyebut harga telur ayam ras, daging ayam ras, dan bawang merah mengalami penurunan di Februari 2025. Namun, harga bawang putih, minyak goreng, gula pasir, dan cabai merah justru mengalami kenaikan di sebagian besar daerah, sehingga perlu menjadi perhatian dalam pengendalian inflasi. (yavid rp/hei)

comments powered by Disqus