Foto : Witono bersama Wabup Tuban berpose bersama usai Konferensi Kabupaten Tuban XXIII. (dadang)

Witono Kembali Pimpin PGRI Tuban : Sambung Rasa Jadi Nafas Perjuangan Organisasi

  • 27 June 2025 11:10
  • Heri S
  • Umum,
  • 34

Tubankab — Konferensi Kabupaten XXIII PGRI Tuban yang digelar pada Rabu (25/06) menjadi momen penting bagi kelangsungan organisasi guru di Kabupaten Tuban. Dalam forum yang diikuti oleh pemilik suara dari 20 cabang dan satu cabang khusus Universitas PGRI Ronggolawe (Unirow), nama Witono, M.Pd. kembali dipercaya memimpin PGRI Kabupaten Tuban untuk periode mendatang. Proses pemilihan berlangsung aklamasi, setelah hanya satu nama yang diusulkan sebagai calon ketua oleh seluruh peserta.

“Sidang pleno yang dipimpin oleh pengurus PGRI Provinsi akhirnya menetapkan saya sebagai ketua secara musyawarah dan aklamasi. Ini juga sesuai dengan amanat AD/ART organisasi,” terang Witono saat wawancara, Jumat (27/06).

Ia menanggapi kepercayaan ini dengan rendah hati, menyebut bahwa penilaian sejati ada di tangan para anggota. “Mohon maaf, yang lebih tahu tentu mereka. Tapi mungkin karena mereka merasa apa yang saya perjuangkan selama ini sesuai dengan kehendak dan persoalan mereka. Saya hanya mengedepankan sambung rasa, supaya hasilnya bisa berasa,” ujarnya.

Selama memimpin di periode sebelumnya, Witono menghadapi tantangan persepsi bahwa PGRI hanya milik guru sekolah dasar dan didominasi oleh birokrat atau pensiunan. Ia pun mengubah pendekatan dengan melibatkan unsur dari berbagai jenjang satuan pendidikan, mulai dari TK, SD, SMP, SMA, hingga perguruan tinggi, termasuk madrasah di bawah naungan Kementerian Agama. “Organisasi ini harus mewakili semua. Supaya tidak lamban dan terkesan elitis, kita rangkul semuanya,” tegasnya.

Ke depan, Witono memastikan bahwa Patrap Songo akan tetap menjadi program prioritas. Program ini mengusung pembinaan guru secara berjenjang, menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan isu-isu pendidikan terbaru, tanpa meninggalkan akar nilai pendidikan. “Iptek tidak bisa kita hindari, tapi kehadiran guru tetap tidak tergantikan. Guru yang profesional dan berakhlakul karimah adalah kunci membentuk generasi berkarakter,” katanya.

Ia menambahkan, program ini juga difokuskan untuk meningkatkan kecintaan terhadap profesi dan organisasi. PGRI Tuban akan bekerja sama dengan Dinas Pendidikan untuk menyelesaikan berbagai persoalan teknis yang dihadapi guru, seperti kenaikan pangkat atau pengembangan karier. “Kami juga berkomitmen memperkuat sambung rasa dengan aparat penegak hukum untuk mewujudkan guru yang terlindungi,” tambahnya.

Kepengurusan PGRI Tuban periode ini disusun dengan semangat inklusif. Formasi awal yang telah ditetapkan meliputi:
Ketua: Witono, M.Pd.
Wakil Ketua I: Dr. Sumadi, M.Pd.
Wakil Ketua II: Sumarno, SH, M.Si.
Wakil Ketua III: Dra. Rinda Tuti, M.Pd.
Sekretaris: Drs. Mundi Hartono.

“Kepengurusan lengkap nanti akan dibahas dalam tim formatur. Kami pertimbangkan keterwakilan wilayah, jenjang satuan pendidikan, perempuan, dan status guru. Semua harus terlibat,” ujarnya.

Dalam menghadapi tantangan zaman, Witono juga menyiapkan langkah strategis lewat transformasi digital. PGRI Tuban akan memperkuat komunikasi organisasi melalui media sosial, penerapan KTA digital, dan laman resmi organisasi. “Kami ingin PGRI lebih hadir secara digital. Tidak hanya soal teknologi, tapi juga membangun reputasi organisasi yang terbuka dan profesional,” jelasnya.

Ia juga menegaskan dukungan penuh terhadap program pemerintah, khususnya dalam peningkatan sumber daya manusia. “Kami akan terus melakukan kerja sama dengan dinas terkait untuk pelatihan dan pembinaan guru demi meningkatkan profesionalisme.”

Di akhir wawancara, Witono menyampaikan harapan kepada seluruh anggota PGRI Tuban untuk lebih mencintai profesi dan organisasinya. “Gerakkan diri untuk menjadi guru yang menyemai peradaban. Jangan hanya mendidik anak yang pintar, tapi juga anak yang benar. Kita ingin mewujudkan anak terbang dengan dua sayap: cerdas dan berakhlak.”

Dengan bahasa penuh makna, ia mengajak para guru untuk terus berperan aktif, tidak hanya sebagai pendidik, tetapi juga pembentuk masa depan. “Harum wanginya bunga hanya bisa mengikuti arah angin, tapi pitutur luhur guru akan mampu menerobos  seluruh penjuru  mata angin. Didiklah anakmu sesuai dengan masanya, karena mereka akan hidup di zaman yang berbeda dari panjenengan,'' terangnya.

Kepemimpinan Witono di PGRI Tuban bukan sekadar melanjutkan jabatan, tetapi melanjutkan ruh perjuangan. Dengan sambung rasa sebagai dasar gerakan dan semangat kolaborasi lintas sektor, PGRI Tuban bersiap menyongsong masa depan pendidikan yang lebih kuat, inklusif, dan bermakna. (dadang bs/hei)

comments powered by Disqus