Foto : BupatiTuban H Fathul Huda saat Safari Ramadan di Parengan. (dok)

Bupati : Data Angka Kemiskinan Belum Selaras

Tubankab - BupatiTuban H Fathul Huda menegaskan, para camat bersama dengan kepala desa harus selalu meng-update data kemiskinan agar data bisa dinyatakan valid. Sebab, masalah kemiskinan harus diselesaikan secara matematis.

Hal tersebut disampaikan bupati saat Safari Ramadan di Desa Mander, Kecamatan Soko, kemarin sore. Dalam arahannya bupati menegaskan, jika data kemiskinan perlu untuk diupdate. "Data kemiskinan harus selalu di-update. Instruksi untuk penanganan kemiskinan, saya mulai akhir 2017, tahun depan akan saya cek lagi grafiknya," tegas bupati kala memberi sambutan.

Mendukung hal tersebut, bupati kelahiran Montong ini meminta camat untuk memanfaatkan Sistem Informasi Angka Kemiskinan Terpadu besutan Diskominfo Tuban. "Diskominfo sudah punya sistemnya, jadi tolong dimanfaatkan. Saya juga minta Diskominfo mengawal data kemiskinan ini," terang bupati.

Lebih lanjut, bupati meminta para camat segera mengakses sistem tersebut. Menurut bupati, saat ini data angka kemiskinan antara Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, dan BPS belum selaras. Padahal, kevalidan data dibutuhkan untuk bisa merumuskan program yang tepat untuk menangani masalah kemiskinan. "Data dari dinas satu dengan dinas lainnya tidak ada yang singkron, makanya harus ada sinkronisasi nantinya antara dinas yang satu dengan yang lainnya," imbaunya.

Bupati mengatakan, meskipun menurut BPS Tuban menempati urutan ke-5 terbawah se-Jawa Timur untuk angka kemiskinan, tetapi sesuai data penerima beras sejahtera (Rastra) Tuban mendapatkan paling sedikit. "Makanya, ini harus divalidasi lagi, biar sinkron semua," tegas bupati.

Nantinya, usai ditemukan data yang valid, bupati menginginkan agar Tim Riset Kemiskinan yang akan segera dibentuk bisa mengeksekusi, bagaimana program yang tepat untuk menurunkan angka kemiskinan. "Tim tersebut harus dipilih dari kalangan profesional. Kalau bisa profesor, saya mau tim ini bisa bekerja dengan baik," tutup bupati. (nurul jamilah/hei)

comments powered by Disqus