BUPATI HERAN INDONESIA ALAMI KRISIS DAGING SAPI
- 24 May 2017 14:46
- Yolency
- Kegiatan Pemerintahan,
- 386
Tubankab - Meski tidak terlalu memiliki lahan yang luas, Kabupaten Tuban mampu menjadi nomor satu populasi ternak sapi di Jawa Timur.
“Ini kan menjadi gambaran kita, begitu mudahnya sapi itu dibudidayakan,” tandas Bupati Tuban H. Fathul Huda saat memberi sambutan pada acara Kabupaten Tuban Sebagai Cluster Sapi Potong Mendukung Upaya Khusus Sapi Indukan dan Sapi Wajib Bunting (Upsus Siwab) 2017 di Pendopo Krido Manunggal Tuban, Rabu (24/05).
Namun, yang menjadi pertanyan Bupati Huda, mengapa bisa terjadi krisis daging sapi di Indonesia. Padahal, daerah lain yang luasnya jauh dari Tuban masih banyak sekali, khususnya daerah luar jawa.
Bupati yang juga seorang kiai ini menduga, alasan atau sebab terjadinya krisis daging sapi di Indonesia tidak lain adalah kurangnya keseriusan atau etos untuk memproduksi sapi. Sehingga, menurut Huda, etos inilah yang perlu dikembangkan, terlebih produksi sapi tersebut tidak memerlukan teknologi yang tinggi.
“Ini bukan hal yang high technology, semuanya bisa dilihat dan diterapkan. Rasanya mustahil kalau Indonesia tidak mampu swasembada daging sapi,” paparnya.
Kendati demikian, ujar Huda, Tuban mampu berbangga dikarenakan di tengah-tengah daerah kecil yang tidak terlalu luas lahan produksinya, Tuban mampu surplus daging sapi hingga 79 persen dari jumlah kebutuhan penduduk.
Masih menurutnya, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tuban pun turut andil dalam meningkatkan produksi sapi selama ini. Pasalnya, saat ini dinas terkait mampu melakukan kerjasama dengan berbagai pihak.
Huda menambahkan, pemerintah juga siap menampung apabila belum ada yang mau mengambil, karena dari sisi ekonomi terdapat margin per tahun sampai 30 persen. “Yang terpenting di sini komitmen. Komitmen antara peminjam dan perbankan. Apabila semua bisa komitmen, maka saya rasa ini bukan hal yang sulit,” ujarnya.
Lebih jauh, bupati juga meminta kepada dinas tersebut serta seluruh camat agar bisa menjadi contoh. Bukan hanya bisa memberi contoh, namun juga ikut ternak sapi. “Pemimpin itu harus uswah, kalau hanya memberi contoh semua orang bisa, tetapi menjadi contoh ini yang masih susah,” lanjut Huda.
Di samping itu, upsus siwab ini, menurut Huda, bisa menjadi sarana untuk mengatasi banyaknya pengangguran dan angka kemiskinan yang masih tinggi, karena suami dari Qodriyah ini memiliki target 50 persen penduduk memiliki ternak. (nanang wibowo/hei)