Dari Bisnis Madu Klanceng, Seorang Pemuda Tamatan SMK Mampu Raup Pundi-pundi Rupiah
- 19 August 2022 18:16
- Heri S
- Umum,
- 4327
Tubankab - Seorang pemuda tamatan salah satu SMK di Kabupaten Tuban berhasil menekuni usaha bisnis madu klanceng. Usaha yang ia rintis tersebut terbilang sukses karena produknya bisa dipasarkan hingga ke luar daerah.
Adalah Ferry Firdaus (23), pemuda warga Desa Gedongombo, Kecamatan Semanding. Sejak dua tahun terakhir, ia menekuni usaha bisnis ternak lebah penghasil madu klanceng tersebut.
Ferry, demikian ia akrab disapa, bertutur bahwa awal mula tertarik menggeluti usaha tersebut saat ia melihat tetangganya yang juga berternak lebah. Kemudian ia tertarik untuk mencobanya. Awalnya, ia hanya membeli 70 kotak sarang lebah yang harganya Rp 200 ribu per kotak. Harga tersebut sudah termasuk bibitnya. Kemudian ia mencari lebah sendiri di alam bebas.
"Per kotak bisa menghasilkan minim 150 ml, harganya kalau dijual per botol 150 ml Rp 100 ribu," ungkapnya, Jumat (19/08).
Diakuinya, usaha ternak lebah penghasil madu klanceng ini tergolong mudah. Pasalnya, tidak usah memberi makan. Namun, lebahnya akan kabur kalau sudah panen hingga lima kali.
Dari segi pemasaran, ia mengaku tidak banyak menemukan kendala. Sebab, produknya sudah bisa dengan mudah dipesan banyak konsumen. Bahkan, produknya bisa menembus luar daerah, seperti Surabaya, Lamongan, Bojonegoro dan beberapa apotek lokal.
Selain mengembangkan usaha ternak madu klanceng di lingkungan rumahnya, ia sekarang juga menyediakan kotak bibit ternak untuk dijual bagi peternak pemula.
"Kotak bibitnya ini selain masyarakat Tuban juga ada yang dari luar daerah, seperti Malang, Bojonegoro dan Lamongan," akunya.
Hingga saat ini, selain menyediakan kotak dan bibit untuk dijual, ratusan kotak juga masih produktif menjadi sarang lebah madu klanceng penghasil pundi-pundi rupiah dengan masa panen 3 hingga 4 bulan.
"Saat ini ada sedikitnya 280 kotak yang masih produktif menjadi sarang lebah," imbuhnya.
Ditanya mengenai omzet, pemuda ini enggan menyebutkan. "Tidak pasti, tapi jika 1 kotak minim panen 150 ml, maka 280 kotak tinggal mengalikan," timpalnya.
Ia juga mengaku, bisnis ini masih menjanjikan, karena masih jarang orang tahu peluangnya.
"Yang penting tekun dan tahu peluang pasar," pungkas pemuda yang juga penjual molen dan onde-onde ini. (chusnul huda/hei)