Foto : Wabup Noor nahar saat tinjau lokasi tambak udang di Cepokorejo, Palang. (agus)

Diduga Jadi Penyebab Perubahan Air, Wabup Tinjau Lokasi Tambak Udang

Tubankab - Sebagai bentuk kepedulian terhadap keresahan warga Desa Cepokorejo, Kecamatan Palang, Wakil Bupati Tuban, Ir. H. Noor Nahar Hussein, M.Si., secara langsung meninjau lokasi tambak udang yang diduga warga menjadi penyebab perubahan air di desa setempat, Jumat (03/07).

Wabup Tuban didampingi Kepala BPBD Tuban; Camat dan Forkopimka Palang; berbincang dengan Kepala Desa dan perangkat serta sejumlah warga setempat.

Usai mendengar keluhan dan berdiskusi, Wabup Tuban menegaskan, tambak yang belum memiliki izin akan ditutup. Operasional tambak sementara waktu akan dihentikan sembari menunggu pengurusan izin sudah lengkap. “Apalagi tambak yang memiliki luas lebih dari 15 hektare harus memiliki izin lingkungan harus lengkap, karena memiliki dampak signifikan pada lingkungan sekitar,” jelasnya.

Pemkab Tuban akan berhati-hati dalam melakukan kajian, diperlukan perencanaan dan anggaran yang cukup untuk mendapatkan hasil yang detail. “Saya berharap warga dapat bersabar,” tuturnya.

Lebih lanjut, Wabup menuturkan, Pemkab Tuban akan melakukan kajian lebih komprehensif untuk mengetahui penyebab terjadinya perubahan air di Desa Cepokorejo. Kajian akan dilakukan secara kewilayahan. Tidak hanya satu desa saja, namun juga mencakup seluruh wilayah pantai dengan memperhatikan kondisi air permukaan, air dalam, dan intrusi air desa wilayah tersebut.

Wabup Noor mengungkapkan luas lahan pertanian dan tambak di Desa Cepokorejo sekitar 300-320 hektare. Dari jumlah tersebut 160 hektare untuk lahan pertanian, sedangkan sisanya lahan tambak. Wabup menginstruksikan agar pihak kecamatan bersama OPD terkait mendata jumlah tambak lengkap dengan tipe tambak dan sumber airnnya. “Sehingga didapatkan data untuk menjawab dan memberikan kepastian terkait perubahan air tawar menjadi payau,” paparnya.

Wabup dua periode ini menjelaskan warga Desa Cepokorejo mengeluh karena air yang dikonsumsi sehari-hari berubah menjadi payau. Perubahan air tersebut juga dikhawatirkan akan mengganggu pertanian warga. “Warga menduga air yang berubah menjadi payau karena operasional tambak. Tapi harus dilakukan kajian lebih lengkap dulu,” ungkapnya.

Sementara itu, Camat Palang, Ir. Rohmad, MM., mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan OPD terkait; kepala desa dan perangkatnya untuk melakukan pengumpulan data yang diperlukan. Di samping itu, juga akan melibatkan warga, petani, dan petambak agar didapatkan data  yang valid. (m agus m/hei)

Sumber : Media Center

comments powered by Disqus