Inilah Sosok Kartini di Mata Bupati
- 25 April 2018 13:29
- Yolency
- Kegiatan Pemerintahan,
- 543
Tubankab - Bupati Tuban, H. Fathul Huda mengatakan bahwa Raden Adjeng (R.A) Kartini adalah seorang pahlawan yang sangat berjasa bagi wanita Indonesia. Sebab, ia merupakan sosok yang menginspirasi kebangkitan wanita Indonesia.
Hal itu disampaikan bupati saat menjadi inspektur upacara dalam rangka memperingati Hari Kartini ke-139 dan Hari Otoda ke-22 di halaman Pemkab Tuban, Rabu (25/04).
Bupati mengatakan bahwa dalam memperingati Hari Kartini ini, hendaknya tidak hanya dijadikan kegiatan yang bersifat seremonial, tetapi lebih tepatnya sebagai momentum untuk kembali menggelorakan semangat demi meningkatkan dan memperjuangkan harkat dan martabat seorang wanita, agar bisa sejajar mewujudkan kesetaraan peran dan kedudukan bersama kaum laki-laki. “Namun tidak melupakan kodratnya sebagai wanita, juga sebagai ibu,” ucap bupati.
Lebih lanjut, bupati menjelaskan bahwa dalam karya tulis “Ibu Sri Rejeki Sumarjoko” Menteri Pemberdayaan Wanita tahun 2003 mengungkapkan tentang sosok Kartini adalah seorang pejuang emansipasi wanita dan pejuang pendidikan yang membangun kesadaran wanita pada zamannya untuk mengenyam pendidikan.
“Kartini juga mempelopori berdirinya “Sekolah Gadis Jawa” di era pemerintahan Hindia Belanda dengan kurikulum yang diciptakannya sendiri,” terangnya di hadapan peserta upacara.
Bupati juga menambahkan bahwa karya tulis Kartini yang berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang” mengajarkan tentang kemandirian wanita untuk mengeksplor kemampuan dalam diri wanita untuk berkarya.
Sosok Kartini masih lanjut bupati, juga sebagai enterpreneur dan ekonomi kerakyatan melalui pendampingan pengrajin ukir, emas, dan tenun di Jepara. Bahkan dikatakan bupati, sosok Kartini juga menyandang predikat wartawati perempuan pertama di zaman pemerintahan Hindia Belanda, dengan menjadi kontriburtor majalah Bijdradge TLV dan majalah “De Echo” dengan nama samaran “Tiga Saudara” yang mendapat pujian dari “De Lokomotif” (koran terbesar saat itu).
Lebih jauh bupati mengatakan bahwa Kartini juga berbicara politik dan dengan keras mengkritik kebijakan pemerintah Hindia Belanda yang saat itu bisnis candu berkembang pesat dan penyelundupannya merajalela.
Bupati berpesan hendaknya sosok Kartini dapat menjadi teladan, khususnya kaum wanita untuk merealisasikan cita-cita Kartini. “Perempuan harus segera menikmati kesetaraan dan keadilan gender, menjadi agent of progress, menggerakkan, mengisi, dan menikmati pembangunan nasional,” pungkas bupati. (tauviqurrahman/hei)