Foto : Gubernur bersama dengan Bupati Tuban serta Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional VIII Kementerian PUPR, berjalan bersama sambil mengecek keadaan jembatan sebelum resmi dibuka kembali.(Humas)

Jembatan Cincin Mulai Beroperasi, Dua Pekan Sekali Dievaluasi

Tubankab - Sesuai dengan perencanaan, mulai hari ini, Rabu (06/06) jembatan Cincin yang berada di perbatasan Widang-Babat, menghubungkan Kabupaten Tuban dengan Kabupaten Lamongan mulai dioperasikan kembali.

Kembali dioperasikannya jembatan tersebut disaksikan langsung oleh Gubernur Jawa Timur Soekarwo, didampingi oleh Bupati Tuban Fathul Huda, serta Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional VIII Kementerian PUPR.

Gubernur bersama dengan Bupati Tuban serta Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional VIII Kementerian PUPR, berjalan bersama sambil mengecek keadaan jembatan sebelum resmi dibuka kembali.

Usai mengecek, Gubernur Jawa Timur Soekarwo ketika ditemui awak media mengatakan, pembukaan kembali jembatan tersebut sudah sesuai jadwal, yaitu H-10 lebaran. “Alhamdulillah, jembatan bisa dioperasikan kembali sesuai jadwal, H-10 Lebaran,” kata Gubernur yang akrab disapa Pakde Karwo itu.

Selain itu, Soekarwo menerangkan, sesuai hasil uji coba yang telah dilakukan mulai H-13 kemarin, diputuskan jika kendaraan yang boleh melintas tidak boleh melebihi berat 40 ton. “Nantinya kendaraan seperti truk tidak boleh berjalan berjejer, tetapi harus beriringan, biar stabil,” terangnya.

Ia melanjutkan, di jembatan tersebut, juga terdapat yellow box,  juga white box di mana kendaraan tidak boleh berhenti di atas tanda tersebut. “Hal ini dilakukan agar beban tonase dari jembatan tidak terlalu berat. Kita semua pakai asas kehati-hatian,” katanya.

Sementara itu, Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional VIII Kementerian PUPR I Ketut Darmahahana mengatakan, nantinya monitoring evaluasi akan dilakukan dua minggu sekali. “Setiap dua minggu sekali, kami akan melakukan monitoring evaluasi. Ini akan dilakukan hingga akhir tahun,” jelas Ketut.

Nantinya, hasil evaluasi tersebut sebagai bahan apakah diperlukan untuk dilakukan perbaikan kembali atau tidak. Ia menegaskan, monitoring ini dilakukan tidak hanya pada lokasi jembatan yang rusak, tetapi di semua bentang jembatan, termasuk jembatan lama. “Kami melakukan pengecekan di setiap sudut, bukan hanya di jembatan baru, tetapi secara keseluruhan termasuk yang lama,” jawabnya tegas.

Ditanya masalah pengawasan beban tonase kendaraan yang masuk jembatan, Ketut menjawab jika hal tersebut perlu kesadaran dari pengguna jalan utamanya para supir truk. Hal ini karena belum adanya jembatan timbangan di sekitar jembatan yang beroperasi. “Masalah itu perlu kesadaran dari pengguna jembatan. Kami tidak bisa mengukur beban truk satu per satu karena memang belum ada jembatan timbang di sini,” katanya.

Meski begitu, ia menegaskan jika nantinya akan ada petugas yang akan berjaga-jaga di sekitar jembatan. Papan tanda maksimal beban tonase juga telah dipasang. “Saya harap, pengendara mau mengikuti aturannya. Karena sesuai kesepakatan dengan Dishub, jika yang boleh lewat jembatan ini hanya untuk kendaraan dengan beban 40 ton,” pungkasnya. (nurul jamilah/hei)

comments powered by Disqus