LOMBA MINAT BACA, BUPATI: MEMBACA PERINTAH DARI ALLAH

Tubankab - Dalam rangka menumbuhkan dan meningkatkan minat baca dan kunjung, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Tuban menggelar Lomba Minat dan Budaya Baca tingkat PAUD hingga SMA, mulai 14-16 November 2017 di Gedung Perpustakaan Daerah Kabupaten Tuban.

“Lomba ini untuk menarik minat kunjung perpustakaan dan baca pada masyarakat umum, dan siswa pada khususnya, serta memberikan wahana literasi dan uji kompetensi diri untuk meraih prestasi bagi pelajar di Kabupaten Tuban,” ujar Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Tuban Joko Prijono, SH. Mhum di kantornya, Selasa (14/11).

Acara ini terbagi dalam 6 jenis lomba, yakni lomba mewarnai TK/PAUD diikuti oleh 79 siswa, melukis caping TK/RA diikuti oleh 117 siswa, bercerita (dongeng) tingkat SD/MI diikuti oleh 57 siswa, pidato bahasa Inggris tingkat SMP/MTs diikuti oleh 36 siswa, dan lomba uji cerdas diikuti 21 tim tingkat SMA.

Sementara itu, Bupati Tuban H. Fathul Huda dalam sambutannya menyampaikan, membaca sejatinya adalah hal yang sangat mulia, lantaran merupakan perintah langsung dari Allah SWT. Sebab, terangnya, wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammdad, yakni perintah untuk membaca surat al-Alaq ayat 1-5.

“Memang benar salah satu cara untuk meningkatkan prestasi yakni dengan lomba seperti ini,” imbuh Huda.

Tak hanya itu, Huda juga mengungkapkan, pentingnya untuk menumbuhkan minat baca, karena dalam satu tahun perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya sains, berkembang dengan pesat dan hampir 100 persen perkembangannya. Sehingga, sambungnya, tanpa membaca mustahil akan mampu mengikuti perkembangan tersebut.

“Tantangan membaca saat ini bisa kita lihat. Media menjadi tantangan terbesar. Jangankan yang masih muda-muda, kita yang tua-tua ini pun kadang juga waktunya terampas oleh media,” ungkap Huda.

Bupati dua periode ini melanjutkan, perpustakaan dalam menjawab tantangan tersebut harus mampu untuk menambah koleksi dan materi bahan literasi agar tidak ketinggalan. Namun demikian, lanjut Huda, perpustakaan juga harus memfilter beberapa sumber literasi yang masuk. Sebab, banyak buku best seller yang isinya tidak sesuai dengan kondisi anak-anak saat ini.

“Banyak buku yang laris manis, namun isinya belum tentu baik. Ada yang mengajarkan radikalisme dan menuju disintegrasi bangsa. Saya harap pak Joko dan kawan-kawan bisa memfilter ini, agar tidak bisa masuk,” pintanya.

Masih menurut pria 64 tahun ini, membaca menjadi sangat penting, terutama untuk mengikuti perkembangan zaman dan berinovasi. Sebab, tanpa membaca sangat mustahil dapat mengubah zaman.

“Mereka yang tak pernah berinovasi akan tergilas zaman,” tukas Huda. (nanang wibowo/hei)

comments powered by Disqus