LPPL Pradya Suara Ikuti CERDIG Batch 9, Dorong Transformasi Digital
- 21 August 2025 23:24
- Heri S
- Kegiatan Pemerintahan,
- 14
Tubankab - LPPL Pradya Suara mengikuti Cerdas Digital (CERDIG) Batch 9 yang digelar Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur (Diskominfo Jatim), Kamis (21/8).
Webinar bertema “Transformasi LPPL dalam Ekosistem Komunikasi Publik Digital: Dari On-Air ke Online” ini dihadiri anggota LPPL se-Jawa Timur serta Persatuan Radio TV Publik Daerah Seluruh Indonesia (Indonesiapersada.id).
Pada kesempatan tersebut, Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Diskominfo Jatim, Putut Darmawan, menegaskan transformasi digital bagi LPPL bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan. “LPPL yang selama ini menjadi corong informasi pembangunan di daerah tidak bisa lagi hanya mengandalkan siaran on-air melalui gelombang frekuensi. LPPL harus mampu beradaptasi, berinovasi, dan bertransformasi ke ranah digital untuk tetap relevan dan menjangkau audiens yang lebih luas,” ujarnya mewakili Kepala Diskominfo Jatim, Sherlita Ratna Dewi Agustin.
Selanjutnya, Putut juga menjelaskan bahwa di Jawa Timur terdapat 28 LPPL Radio yang berperan sebagai kanal literasi, media kebudayaan, sekaligus corong informasi daerah. “Dengan internet yang kini menjangkau lebih dari 80 persen penduduk Indonesia, LPPL punya peluang besar untuk memperluas jangkauan tidak hanya ke pendengar lokal, tetapi juga masyarakat yang rindu informasi daerahnya, termasuk diaspora,” katanya.
Pihaknya menambahkan, melalui pemanfaatan teknologi digital, LPPL dapat membangun kedekatan baru dengan generasi muda sekaligus memperkuat posisinya sebagai media informasi publik terpercaya. “Mari jadikan momentum ini sebagai awal memperkuat sinergi antara pemerintah, lembaga penyiaran, dan masyarakat. Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, saya yakin LPPL Jatim bersama Indonesiapersada.id dapat menjadi pionir komunikasi publik digital yang adaptif, inspiratif, dan terpercaya,” tegasnya.
Dalam sesi diskusi, Rudi Sutanto menekankan pentingnya menjaga netralitas dan akurasi informasi sebagai kunci membangun kepercayaan publik di tengah maraknya hoaks. Rudi Putranto menambahkan bahwa transformasi siaran dari on-air ke online memungkinkan jangkauan lebih luas, interaktif, dan konten dapat diakses kapan saja. Sementara itu, Arief B. Sitohang menegaskan perlunya LPPL bergeser dari siaran satu arah menjadi komunikasi dua arah yang interaktif agar tetap relevan di era digital.
Tak hanya itu, Faly Marlian Putra juga menyoroti pentingnya integrasi siaran on-air dan online melalui model hibrida, storytelling lintas platform, layanan on-demand, serta interaksi partisipatif. Sedangkan Damar Eka menekankan strategi penguatan konten digital melalui pelatihan SDM sebagai kreator, diversifikasi platform, serta kolaborasi dengan komunitas dan publik. (yavid rp/hei)