Puskesmas Wire Hadirkan Inovasi “Putri Balgiz Tos TB”, Sasar Balita Gizi Buruk dan Jemput Bola
- 06 November 2025 14:22
- Yolency
- Kegiatan Pemerintahan,
- 78
Tubankab – Upaya menekan kasus TBC pada anak di Kabupaten Tuban terus digencarkan. Puskesmas Wire menghadirkan inovasi pelayanan publik bertajuk “Putri Balgiz Tos TB” atau Jemput dan Screening TBC pada Balita Bermasalah Gizi melalui Mantoux Test. Program ini menyasar balita yang mengalami gangguan gizi, dengan pendekatan jemput bola ke desa-desa.
Inovasi ini lahir dari rendahnya cakupan skrining TBC pada anak di wilayah kerja Puskesmas Wire yang pada tahun 2023 hanya mencapai 0,29 persen, serta tingginya angka stunting 14 persen, wasting 12 persen, dan underweight 13 persen.
Menurut Nutrisionis Madya Dinkes P2KB Tuban, Suswati, S.Gz., RD., MM, kondisi tersebut menandakan perlunya intervensi terpadu antara gizi dan kesehatan. “Semakin rendah status gizi anak, semakin tinggi risiko terkena TBC. Anak stunting bisa dua hingga tiga kali lebih berisiko, bahkan delapan kali lipat bagi anak yang sangat pendek,” ujarnya dalam program Dialog Ekspansi di LPPL Pradya Suara Tuban, Rabu (5/11).
Lebih lanjut, Suswati menjelaskan bahwa inovasi ini dilakukan secara kolaboratif lintas program dan lintas sektor. Tim yang terdiri dari bidan desa, tenaga gizi, dokter, hingga promkes turun langsung ke lapangan untuk melakukan Mantoux Test pada balita yang memenuhi kriteria sasaran. Tak hanya itu, prosesnya pun memanfaatkan teknologi digital, yaitu hasil pemeriksaan difoto oleh orang tua, dikirim ke bidan desa, lalu diteruskan ke dokter untuk analisis lanjutan.
Sementara itu, Dokter Umum UOBG Puskesmas Wire, dr. Susi Indah Riyani, menambahkan bahwa program ini mampu mendeteksi dini kasus TBC yang sebelumnya sulit diketahui. “Sejak berjalan di 2024, kami menemukan kasus TBC balita yang langsung mendapat pengobatan lengkap. Dampaknya luar biasa terhadap peningkatan status gizi,” ujarnya.
Ia juga menegaskan pengobatan TBC di Puskesmas gratis tanpa biaya, dan pemantauan dilakukan setiap hari melalui video call agar anak tetap disiplin minum obat.
Dengan pelaksanaan yang berkelanjutan tersebut, dampak inovasi ini cukup signifikan. Cakupan skrining TBC balita meningkat dari 9,43 persen pada 2024 menjadi 51,37 persen pada triwulan ketiga 2025. Selain itu, kasus stunting di wilayah kerja Puskesmas Wire juga menurun tajam menjadi 6,4 persen, sementara kategori underweight turun menjadi 8 persen. Program ini turut mendapat dukungan CSR dari dunia usaha berupa piagam dan kaos penghargaan bagi anak yang tuntas menjalani pengobatan.
Ke depan, jangkauan inovasi ini akan terus diperluas ke seluruh desa di wilayah kerja Puskesmas Wire, sekaligus diharapkan dapat direplikasi oleh puskesmas lain di Kabupaten Tuban. Inovasi tersebut dinilai menjadi bukti bahwa persoalan gizi tidak dapat dipisahkan dari penyakit infeksi, sehingga deteksi dini TBC dipandang sebagai kunci penting untuk memastikan balita tumbuh sehat.
Sebagai penutup, semangat gerakan ini diwujudkan dalam slogan yang digaungkan bersama masyarakat: “Sayang Balita Kita, Bebaskan dari TBC. Balita Sehat, Generasi Hebat.” (yavid rp/hei)










