SEMINAR UMKM, WABUP : PELAKU UMKM SEPERTI PETANI

Tubankab - PT. Indomarco Prismatama menggandeng Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten (Diskoperindag) Kabupaten Tuban untuk melakukan pembinaan dan pemberdayaan terhadap pelaku UMKM.

“Saya atas nama Pemkab Tuban, berterimakasih sekali karena ini merupakan kegiatan yang sangat positif sekali dari PT. Indomarco yang bekerja sama dengan Diskoperindag Tuban,” tandas Wakil Bupati Tuban Ir. Noor Nahar Hussein, M.Si saat menghadiri acara Seminar Pembinaan dan Pemberdayaan bagi UMKM Kabupaten Tuban yang diselenggarakan oleh PT. Indomarco Prismatama di Gedung Korpri Tuban, Rabu (10/05).

Lebih lanjut, menurut Noor, saat ini gerai Indomaret (anak perusahaan PT. Indomarco) di Tuban sudah ada 30 unit. Jumlah ini merupakan jumlah terbanyak di antara sekian toko modern yang ada di Tuban. Noor juga beharap agar nantinya di setiap halaman depan Indomaret ada pelaku UMKM yang dibina.

“Sekarang kan sudah ada 30, semestinya bantuan gerobak yang diberikan tidak hanya 10 melainkan 30,” ujarnya.

Lebih jauh wakil bupati dua periode ini mengungkapkan, sejak 2016 Pemkab Tuban telah melakukan moratorium terhadap seluruh toko modern. Sehingga dengan Peraturan Bupati Tuban Nomor 12 tahun 2017, akan ditata lebih baik lagi.

Menurut Noor, salah satu cara yang harus dilakukan yang termuat dalam moratorium adalah dengan melibatkan masyarakat. “Jadi masyarakat yang punya usaha kecil menengah dapat terlibat, serta menikmati kemajuan toko-toko modern yang ada, salah satunya tentu saja dengan pembinaan semacam ini,” terang Noor.

Masih menurut Noor, pembinaan merupakan hal penting dikarenakan dengan pembinaan, paling tidak kualitas produk UMKM terjamin mutunya. “Tetap yang lebih penting adalah tindak lanjut. Bagaimana produk-produk UMKM bisa bersinergi dengan toko-toko modern,” ujar Noor.

Noor menambahkan, pelaku UMKM diharapkan tidak hanya 10 atau 30 gerobak yang diberdayakan di setiap Indomaret, melainkan masing-masing toko ada 3 gerobak. “Kalau di setiap toko ada 3 gerobak, artinya kan Indomaret mampu mengangkat perekonomian keluarga. Kalau hanya seminar seperti ini, tetapi produk UMKM tidak ditampung, itu tidak ada gunanya,” pinta Noor.

Selain hal tersebut Noor juga mengungkapkan, jika selama ini problem yang terjadi di UMKM adalah problem pemasaran. Dia menuturkan, kalau hanya produksi, sangat diyakini para pelaku UMKM sangat bisa, namun untuk pemasarannya yang harus diperkuat dan dibantu agar bisa dipasarkan dengan baik.

“UMKM ini kan sama seperti petani. Petani kalau hanya produksi itu bisa. Produksi cabai mereka bisa, namun untuk memasarkannya siapa yang bisa menjamin,” ujar Noor.

Selain itu, Noor juga berjanji kepada Indomaret apabila “misi” 3 gerobak ini berhasil, maka akan dibuka kembali moratorium. Noor tidak menepis, jika kehadiran toko-toko modern seperti Indomaret memberikan kemudahan dari segi konsumen. Namun berbeda halnya jika ditinjau dari sudut pandang toko-toko kecil, dan UMKM. Kehadiran toko modern bisa mematikan usaha mereka jika terlalu banyak.

“Ini yang harus kita cari jalan keluarnya. Salah satu caranya, yaitu UMKM harus terlibat dalam managemen Indomaret, masuk ke dalam pemasaran Indomaret. Nanti saya akan keliling melihat gerai Indomaret yang ada. Tidak sekadar meninjau, namun juga melihat sudah berapa gerobak yang diberdayakan. Temen-temen media bisa mem-blow up ini, sudah sejauh mana Indomaret menindaklanjuti kegiatan-kegiatan riil dari kegiatan seminar seperti ini,” pungkas Noor. (nng/hei)

comments powered by Disqus