Foto : Abah Janjang saat kerjakan patung klenteng. (chusnul)

Seorang Pematung Lokal Tuban Jadi Langganan Klenteng Kwan Sing Bio Sejak 1989

  • 20 January 2025 14:31
  • Yolency
  • Umum,
  • 69

Tubankab - Setiap tahun Tahun Baru Imlek di Klenteng Kwan Sing Bio tak lepas dari pernak-pernik display shio yang selalu berganti.

Seperti halnya tahun ini, display patung shio ular kayu menjadi ikon Imlek 2025 masehi atau 2576 kalender Kongzili di pelataran klenteng yang diakui terbesar di Asia Tenggara itu.

Seorang seniman asal Tuban yang mengerjakan patung tersebut adalah Janjang Berdikari. Ia selalu menjadi langganan klenteng setempat setiap kali tahun baru Imlek. Pematung senior ini menceritakan, dirinya berperan aktif sebagai seniman di Klenteng Kwan Sing Bio Tuban sejak 1989.

"Tahun ini temanya shio ular kayu, display ini panjangnya sekitar 6-7 meter yang dikerjakan sekitar 2 bulan," ucap seniman asal Bejagung, Semanding itu, Senin (20/01).

Masih dari cerita Abah Janjang, sapaannya, selain mengerjakan display patung ular kayu, ia juga mengerjakan background bertuliskan aksara China yang memiliki makna "panjang umur, banyak rezeki,".

"Selain itu juga puluhan lampion, tangkai kayu untuk menghiasi agar bagus dan indah saat digunakan untuk selfie," timpal dia.

Selain patung ular kayu ini, karya Janjang di klenteng yang abadi adalah patung kepiting 1994, dan cerita komik Kwan Kong di tembok halaman parkir klenteng.

"Ikon patung 9 kuda di perempatan Sleko itu juga karya saya pada 2021," sebut pematung yang mengawali karir sejak 1986 itu.

Bukan hanya itu, kiprah seniman Abah Janjang sebagai pematung juga telah mendapatkan tawaran membuat patung Gajah Mada di Sleman setinggi 24 meter mulai tahun lalu.

Alumnus Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta (STKW) Surabaya jurusan seni rupa itu mengaku tidak menemukan kesulitan saat mengerjakan patung. Namun, ia menganggap bahwa kesulitan itu adalah tantangan.

Pria kelahiran 1965 itu mengaku, selain karya patung klenteng, masih banyak karya patungnya di dalam Tuban dan di luar kota, seperti patung kilin (singa) 10 meter, Dewa Wisnu 10 meter dan beberapa patung lainnya. (chusnul huda/hei)

comments powered by Disqus